trending

China Ungkap 60 Ribu Orang Meninggal karena Covid Sejak Awal Desember 2022

Penulis Nadira Sekar
Jan 18, 2023
China Ungkap 60 Ribu Orang Meninggal karena Covid Sejak Awal Desember 2022
ThePhrase.id - Seorang pejabat medis dari Komisi Kesehatan Nasional (NHC) China mengungkap bahwa hampir 60 ribu orang meninggal dunia akibat Covid-19 dalam kurun waktu 5 minggu atau sejak awal Desember 2022. Sebelumnya,. China melaporkan bahwa kasus Covid-19 di negaranya tidak seburuk yang diberitakan.

Foto: Ilustrasi Petugas Kesehatan Covid-19 (freepik.com photo by jcomp)


Jiao Yahui, Kepala Departemen Urusan Medis NHC, mengatakan China mencatat 59.938 kematian terkait Covid antara 8 Desember 2022 hingga 12 Januari 2023. Dari jumlah tersebut, sebanyak 5.503 orang dikarenakan  gangguan pernapasan yang disebabkan oleh infeksi Covid, dan 54.435  orang karena terinfeksi Covid yang memiliki penyakit bawaan, seperti kanker dan penyakit kardiovaskular. Rata-rata mereka yang meniggal adalah lansia.

Laporan ini tidak memperhitungkan kematian yang dicatat di luar rumah sakit dan fasilitas medis lainnya.

Meski demikian, Jiao mengklaim bahwa kasus Covid telah menurun secara drastis dan puncak penyebaran telah dilewati di berbagai daerah. Dia mengatakan jumlah harian orang yang pergi ke klinik karena demam mencapai 2,9 juta pada 23 Desember 2022 dan turun 83% menjadi 477.000 pada 12 Januari 2023.

Jiao menambahkan, jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit terus menurun, begitu pula dengan rasio pasien yang dinyatakan positif mengidap virus corona.

Pemerintah China sebelumnya mendapat kecaman dari berbagai negara dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) karena kurangnya transparansi. China sebelumnya berhenti menerbitkan sebagian besar data infeksi setelah kenaikan tajam dimulai, dan WHO mengecamnya  karena tidak melaporkan jumlah orang yang telah terinfeksi Covid-19 dan yang menderita sakit parah dengan komplikasi yang dipicu oleh virus.

Beberapa negara telah memberlakukan pembatasan perjalanan atau pengujian wajib pada wisatawan yang masuk dari China dan  mendorong beberapa tindakan pembalasan dari Beijing terhadap Jepang dan Korea Selatan.

Masalah China juga diperparah karena hanya mengizinkan vaksin yang diproduksi di dalam negeri untuk diberikan kepada warganya. Pakar kesehatan dan penelitian medis telah mengemukakan kekhawatiran tentang kemanjuran vaksin China, yang menggunakan virus yang tidak aktif, dibandingkan dengan vaksin mRNA, seperti yang diproduksi oleh BioNTech/Pfizer, yang tersedia di tempat lain.

Pencabutan pembatasan perjalanan juga menyebabkan lonjakan layanan yang menawarkan perjalanan ke Hong Kong dan Makau, di mana vaksin BioNTech/Pfizer gratis untuk penduduk. Klinik di Thailand dan Singapura juga melaporkan peningkatan minat dari wisatawan dari China. [nadira]

Tags Terkait

 
Related News

Popular News

 

News Topic