trending

Dampak Konflik Rusia – Ukraina Terhadap Ekonomi dan Iklim Investasi

Penulis Haifa C
Mar 10, 2022
Dampak Konflik Rusia – Ukraina Terhadap Ekonomi dan Iklim Investasi
ThePhrase.id – Rusia baru saja mengumumkan untuk melakukan gencatan senjata sementara dengan Ukraina untuk memberikan kesempatan bagi warga sipil Ukraina untuk segera meninggalkan negaranya dan mengungsi ke daerah yang lebih aman. Lantas, apa yang akan terjadi jika konflik ini terus-menerus terjadi? Bagaimana dampak konflik Rusia - Ukraina terhadap harga barang hingga iklim investasi di dunia?

Dosen Hubungan Internasional (HI) Universitas Airlangga (UNAIR) Citra Hennida menyebut konflik tersebut akan terus berdampak langsung pada sektor ekonomi internasional.

Citra menjelaskan bahwa dampak tersebut merupakan akibat dari sanksi yang mulai diberikan oleh negara-negara besar di dunia kepada Rusia agar menghentikan invasinya ke Ukraina. Adapun beragam sanksi yang diberikan yaitu berupa larangan penerbangan, membatasi Rusia memasuki pasar investasi, hingga membatasi perdagangan.

Dampak sanksi ekonomi bagi Rusia
Citra mengatakan bahwa dampak sanksi dari kancah internasional mulai terlihat di Rusia. Antrean ATM di negara tersebut kini semakin mengular. Banyak masyarakat Rusia serta Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Rusia mulai kesulitan untuk mendapatkan uang tunai.

Citra yang merupakan alumnus Flinders University, Australia ini memberikan contoh pada Amerika Serikat dan Inggris yang melarang investor dalam negeri untuk berinvestasi pada sektor-sektor yang digunakan Rusia untuk membiayai perang. Dan aksi tersebut pun kini diikuti pula oleh banyak korporasi global.

Antrean ATM di Rusia yang mengular (Foto: katadata)


“Misalnya Ikea, Disney, Shell, Ford, hingga Apple yang membatasi atau berhenti beroperasi di Rusia,”ujarnya.

Selain itu, sanksi ekonomi bagi Rusia mempunyai dua karakteristik. Pertama, sanksi akan menyasar pada bisnis-bisnis milik oligarki. Kedua, mengarah pada sektor dengan tingkat ketergantungan yang rendah pada negara pemberi sanksi.

“Rusia itu sistemnya semi-otokratik. Dukungan publik tidak berpengaruh. Yang berpengaruh pada kebijakan luar negeri adalah presiden, elit politik, dan oligarki di sana,” imbuh Citra.

Picu harga barang dan inflasi naik

Rusia dan Ukraina merupakan negara yang memiliki komoditas ekspor yang penting dunia. Bagi Rusia, embargo minyak dan gas pasti dihindari negara manapun. Kendati demikian, konflik akan tetap mengganggu distribusi, sehingga dapat memicu kenaikan harga minyak dan gas global secara perlahan.

Di Indonesia, belakangan sempat marak isu harga mie dan roti akan membengkak karena konflik Rusia-Ukraina. Citra mengatakan hal ini disebabkan oleh posisi Ukraina yang menjadi salah satu pengekspor gandum, bahan dasar mie dan roti, terbesar di Indonesia.

Selain itu, kenaikan harga tersebut juga muncul akibat stok gandum yang tertahan di pelabuhan, lantaran adanya ketegangan di beberapa kawasan jalur distribusi.

Dosen Hubungan Internasional (HI) Universitas Airlangga (UNAIR), Citra Hennida S IP MA IR (Foto: istimewa)


“Tinggal cari, kita punya komoditas ekspor apa dengan Rusia dan Ukraina. Akan langsung ketemu komoditas ekspor mana saja yang kemungkinan akan terganggu,” kata Citra.

Kenaikan harga barang juga beriringan dengan laju inflasi. Termasuk Indonesia, Citra menyebut uang berlebih yang dikeluarkan untuk mendapat komoditas ekspor dari Rusia atau Ukraina akan memicu fenomena ekonomi yang berdampak negatif tersebut.

“Indonesia kan masih sangat tergantung dengan impor. Apalagi, kita juga masih berusaha bangkit dari pandemi,” ujarnya.

Dampak pada harga emas dan iklim investasi

Citra menyampaikan bahwa meski baru berlangsung selama dua minggu, namun rupanya konflik antara Rusia dan Ukraina sudah mulai berdampak besar pada iklim investasi global.

“Konflik ini memicu kegelisahan karena boikot yang dilakukan berbagai negara. Akhirnya investor akan berinvestasi pada hal-hal yang pasti, seperti emas,” tuturnya.

Ilustrasi emas dan iklim investasi (Foto: KoinWorks)


Emas merupakan instrumen yang menjaga nilai uang. Oleh sebab itu, akhir-akhir ini begitu banyak orang yang berburu emas hingga menaikkan harga emas secara global.

“Di Indonesia 1 gram (emas, Red) mencapai kisaran satu juta. Bahkan dalam sehari bisa naik 15.000 rupiah. Penyebabnya banyak orang mencari emas karena dianggap investasi yang lebih aman” kata Citra.

Variasi supply dan tempat investasi FDI baru

Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan pemerintah Indonesia untuk mengatasi dampak ekonomi konflik Rusia-Ukraina. Pertama, pemerintah harus memperbanyak variasi supply dan melakukan shifting pada komoditas ekspor dari dua negara tersebut.

Sedangkan untuk perihal impor gandum, Citra menyebutkan bahwa ada beberapa negara seperti Kanada, Amerika Serikat, Pakistan, atau Bangladesh yang bisa dijadikan sebagai alternatif.

Dosen Hubungan Internasional (HI) Universitas Airlangga (UNAIR), Citra Hennida S IP MA IR (Foto: istimewa)


“Intinya mencari alternatif. Lalu, cari juga mitra lain yang butuh barang kita. Termasuk mencari alternatif atau mengganti tempat investasi FDI (foreign direct investment, Red),” terangnya.

Namun, proses mencari alternatif tersebut tidaklah mudah dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, Citra menghimbau pemerintah, korporasi, maupun pelaku ekonomi untuk terus memperhatikan rantai supply yang berkaitan dengan Rusia dan Ukraina.

“Segera cari alternatif pasar baru, variasi supply, dan investor baru untuk menjaga perekonomian dan investasi dalam negeri,” pesannya. [hc]

Tags Terkait

-

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic