trending

Dampak Omicron, Kasus Aktif Covid-19 di Indonesia Terus Meningkat

Penulis Nadira Sekar
Jan 14, 2022
Dampak Omicron, Kasus Aktif Covid-19 di Indonesia Terus Meningkat
ThePhrase.id - Kasus aktif Covid-19 di Indonesia terus meningkat. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah mencatat penambahan total kasus Covid-19 sebanyak 793 orang per 13 Januari 2022. Dengan penambahan ini, Indonesia memiliki 7.388 total kasus aktif Covid-19 dengan total jumlah konfirmasi 4.268.890 kasus.

Foto: Ilustrasi Omicron (freepik.com Health photo created by freepik)


Kementerian Kesehatan telah memprediksi lonjakan kasus Covid-19 akan terus berjalan hingga puncaknya pada pekan kedua Februari 2022 dengan kasus bisa mencapai 60 ribu per hari. Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi mengungkap bahwa hal ini akan didorong oleh varian Omicron  atau B.1.1.529.

Ahli epidemiologi Indonesia di Griffith University, Dicky Budiman, juga turut memprediksi gelombang ketiga kasus Covid-19 di Indonesia yang akan terjadi pada sekitar Februari dan Maret 2022. Namun ia mengungkap bahwa lonjakan kasus diprediksi lebih rendah dibandingkan lonjakan kasus akibat varian Delta pada bulan Juli 2021 lalu.

"Tapi yang ingin saya sampaikan adalah bahwa dengan Omicron ini potensinya itu moderat dalam artian, moderat gelombang 3 beban di faskes, beban kematian, lebih moderat (rendah) keparahannya dibandingkan dengan Delta," ujar Dicky seperti dikutip dari kontan.co.id.

Berdasarkan data GISAID, hingga 13 Januari 2022, Indonesia telah menemukan 503 Covid-19 varian Omicron. Jumlah ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan kasus omicron terbanyak kedua di Asia Tenggara di bawah Singapura.

Foto: Data Situasi Covid-19 Indonesia 13 Januari 2022 (covid19.go.id)

Tak Keluar Negeri

Kebanyakan pasien Covid-19 Omicron di Indonesia adalah mereka yang sudah divaksinasi lengkap. Selain itu, kebanyakan merupakan pelaku perjalanan luar negeri. Karena itu, pemerintah meminta masyarakat untuk menunda perjalanan ke luar negeri jika tidak terlalu penting.

''Sebagian besar kasus Omicron berasal dari pelaku perjalanan luar negeri. Karena itu masyarakat diharapkan menunda dahulu jika ingin pergi ke luar negeri,'' kata Nadia dalam keterangan tertulis Minggu (9/1).

Kasus penularan Omicron paling banyak dikatakan berasal dari Turki dan Arab Saudi. Dengan tingkat penularan yang jauh lebih cepat, masyarakat yang telah divaksinasi lengkap pun tetap dapat terinfeksi oleh varian Omicron.
Vaksin Booster Berpengaruh?

Untuk menekan peningkatan kasus aktif di Indonesia, Pemerintah telah melaksanakan program vaksinasi booster. Melansir tempo.co, Tjandra Yoga Aditama, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, mengatakan bahwa vaksinasi booster atau vaksin dosis ketiga sangat diperlukan untuk mengendalikan kasus Covid-19, termasuk varian omicron.

"Pemberian booster tentu baik dan segera dimanfaatkan oleh yang sudah mendapat kesempatan ini. Kasus Omicron terus meningkat di dunia dan Indonesia. Tentu kita harapkan peningkatan kasus dapat dikendalikan," ujarnya.

Di sisi lain, epidemiolog, Tri Yunis Miko Wahyono mengungkap bahwa vaksin booster tidak bisa menekan penyebaran hingga tuntas. Namun, vaksin booster dikatakan dapat memperlambat penyebaran.

"Vaksin booster itu bukan memperkecil orang yang terinfeksi Omicron, tetapi mencegah keparahan yang mungkin akan terjadi pada orang yang terinfeksi virus tersebut," jelas Tri dalam tayangan Newsline di Metro TV, Rabu, 12 Januari 2022.

Selain vaksinasi booster, pemerintah mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan yang ketat seperti mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak. Pembatasan kapasitas area publik juga perlu kembali diterapkan serta penjagaan ketat pintu masuk ke Indonesia. [nadira]

Tags Terkait

 
Related News

Popular News

 

News Topic