ThePhrase.id - Perubahan iklim yang kini sedang terjadi tidak hanya membawa dampak yang signifikan pada manusia. Spesies hewan kini juga mengalami dampak yang signifikan akan perubahan temperatur dan perubahan ekstrim pada cuaca.
Foto: Ilustrasi Hewan Terdampak Perubahan Iklim (freepik.com Background photo created by wirestock)
Menurut para peneliti spesies hewan telah beradaptasi selama beberapa dekade saat pemanasan global terus berlanjut. Melansir ABC News, Associate Professor of Ecology and Evolutionary Biology University of California Los Angeles, Morgan Tingley mengungkap bahwa spesies hewan melakukan adaptasi melalui tiga cara.
Pertama, hewan bermigrasi atau berpindah tempat ke daerah lain ketika tempat tinggalnya sudah terlalu panas. Kedua, terjadi pergeseran dalam fenologi, atau waktu musiman peristiwa biologis, seperti ketika rusa lahir atau ketika burung kembali dari migrasi. Dan ketiga, spesies itu sendiri berubah, baik melalui evolusi atau seleksi alam.
Menurut para peneliti, pengaruh langsung terbesar yang dimiliki manusia terhadap keanekaragaman hayati adalah hilangnya habitat akibat perubahan iklim. Namun, karena semakin banyak bukti yang tersedia, peran perubahan iklim sekarang menjadi lebih signifikan.
Berikut merupakan beberapa perubahan yang terjadi di spesies hewan yang didorong oleh perubahan iklim.
Peningkatan Potensi Tuberculosis pada Meerkats
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di Nature Monday, suhu ekstrem dapat meningkatkan kemungkinan epidemi tuberkulosis di Meerkat Kalahari. Hal ini terjadi karena suhu tinggi dapat meningkatkan stres fisiologis dan migrasi jantan.
Meerkat di Gurun Kalahari Afrika Selatan menjadi semakin stres secara fisik saat iklim menghangat, dan mereka memiliki lebih sedikit waktu untuk mencari makan sepanjang hari, hampir sepanjang tahun. Panas yang disertai dengan kondisi kekeringan yang disebabkan oleh volume curah hujan yang lebih rendah mengakibatkan penurunan ketersediaan pangan.
Stres fisik yang meluas dapat menyebabkan penyakit endemik seperti TBC berakhir dengan wabah, diperparah oleh fakta bahwa meerkat adalah spesies sosial yang berinteraksi dalam kelompok.
Perceraian pada Elang Laut
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Royal Society Journal, elang laut, spesies monogami yang dikenal hanya kawin sekali seumur hidup, mengalami tingkat "perceraian" yang lebih besar saat suhu meningkat.
Menurut para peneliti yang mengamati lebih dari 15.000 pasangan elang laut di Kepulauan Falkland selama 15 tahun, selama bertahun-tahun suhu air yang sangat hangat, pasangan elang laut alis hitam berpisah dan menemukan pasangan baru meningkat menjadi 8%.
Menurut para ilmuwan, tingkat perceraian sebelumnya, yang berkisar antara 1% hingga 3%, biasanya mengharuskan elang laut betina menemukan pasangan baru setelah musim kawin yang gagal. Namun kini, bahkan di antara pasangan yang berhasil bereproduksi, perpisahan meningkat.
Perkawinan Sedarah Beruang Kutub
Menurut sebuah studi yang diterbitkan di Royal Society Journals pada bulan September 2021, perkawinan sedarah karena fragmentasi habitat menyebabkan hilangnya 10% keragaman genetik pada populasi beruang kutub selama periode 20 tahun.
Para ilmuwan meneliti perkawinan sedarah di Svalbard, kepulauan Norwegia di Laut Barents, dan menemukan bahwa perkawinan sedarah itu terkait dengan hilangnya es laut Arktik yang cepat.
Ukuran Burung Amazon Mengecil
Menurut penelitian yang diterbitkan di Science Advances pada bulan November2021, burung-burung di bagian yang tidak terganggu di hutan hujan Amazon, yang terbesar di dunia, mengalami perubahan fisik ke kondisi yang lebih kering dan lebih panas.
Para ilmuwan memeriksa data selama empat dekade tentang spesies burung Amazon dan menemukan bahwa 36 spesies telah kehilangan berat badan yang signifikan, dengan beberapa kehilangan sebanyak 2% dari berat badan mereka setiap dekade sejak tahun 1980. Selain itu, berat badan rata-rata semua spesies menurun.
Apa yang perlu dilakukan?
Mengatasi dampak perubahan iklim menjadi tanggung jawab semua kalangan. Masyarakat juga dapat turut membantu mengatasi perubahan lingkungan dimulai dari hal-hal kecil seperti penghematan energi yang digunakan di rumah.
Sebagian besar listrik dan panas yang digunakan masyarakat ditenagai oleh batu bara, minyak, dan gas. Gunakan lebih sedikit energi dengan menurunkan penggunaan AC, beralih ke bola lampu LED dan peralatan listrik hemat energi, mencuci dengan air dingin atau menggantung barang-barang hingga kering daripada menggunakan pengering.
Selain itu, penggunaan transportasi umum, berjalan dan sepeda juga dapat membantu penanganan perubahan iklim. Jalan-jalan di dunia yang padat kendaraan telah membakar solar atau bensin. Memilih berjalan kaki atau bersepeda daripada mengemudi akan mengurangi emisi gas rumah kaca – dan membantu kesehatan dan kebugaran. Untuk jarak yang lebih jauh, pertimbangkan untuk naik kereta atau bus. [nadira]