
ThePhrase.id – Siapa sangka di balik salah satu perempuan terkaya di Tiongkok ada sosok yang dulunya merupakan buruh pabrik. Ia adalah Zhang Xin, pendiri SOHO China yang bahkan dijuluki “the woman who built Beijing” atau perempuan yang membangun Beijing berkat pengaruhnya dalam membentuk arsitektur di Tiongkok.
Bagaimana kisahnya dimulai?
Zhang Xin yang lahir pada 1965 menghabiskan masa mudanya dalam keluarga penuh keterbatasan di tengah revolusi Tiongkok. Saat berusia 15 tahun, ia dan ibunya pindah ke Hong Kong untuk mencari kehidupan yang lebih stabil. Di kota itulah, Zhang Xin bekerja di pabrik-pabrik garmen sebagai buruh migran remaja.
Sebagai buruh pabrik, Zhang Xin memegang keyakinan bahwa pendidikan bisa menjadi jalan keluarnya untuk bebas dari kemiskinan. Tekad ini membuatnya bekerja keras dan menabung sedikit demi sedikit untuk melanjutkan pendidikan hingga akhirnya ia mampu membiayai perjalanan ke Inggris pada usia 19 tahun.
Di Inggris, ia bekerja di toko fish and chip untuk memenuhi kebutuhannya. Kesempatan mulai datang di tahun 1987 saat ia berhasil mendapatkan beasiswa untuk berkuliah pada jurusan ekonomi di University of Sussex. Tak berhenti di situ, Zhang Xin juga meraih gelar master dari University of Cambridge dengan fokus pada pembangunan ekonomi.
Zhang Xin kemudian bekerja dengan Barings PLC (kini Barings Bank) yang tengah mencari mahasiswa Cambridge dengan pengetahuan tentang proses privatisasi dan transformasi ekonomi di Tiongkok. Dari sinilah, Zhang Xin mulai tertarik dan terjun ke bidang properti.

Di tahun 1994, Zhang Xin mulai membaca peluang pasar properti di Tiongkok dan memutuskan kembali ke Beijing. Keputusan itu mempertemukannya dengan Pan Shiyi, pengusaha real estate yang kemudian menjadi suaminya.
Bersama suaminya, Zhang Xin mendirikan perusahaan bernama Hongshi dengan fokus menghadirkan gedung-gedung komersial modern dengan desain berkelas dunia di Beijing. Seiring pertumbuhan ekonomi di Tiongkok yang pesat, Hongshi juga melesat dan berevolusi menjadi SOHO China di tahun 2002.
Dalam satu dekade awal pertumbuhannya, SOHO China mengembangkan sejumlah proyek ikonik, termasuk pengembangan perumahan di Boao, di pulau Hainan, dan Commune by the Great Wall, sebuah hotel butik di Beijing yang menampilkan karya dua belas arsitek Asia yang direkrut oleh Zhang Xin. Melalui proyek ini, Zhang Xin juga berhasil meraih penghargaan Individual Patron of Architectural Works pada 2002.
Proyek-proyek besar ini mengantarkan SOHO China menjadi salah satu pengembang properti komersial terbesar di Tiongkok. Pencapaian ini tak lepas dari peran Zhang Xin dalam mendorong kolaborasi dengan arsitek internasional, termasuk menentukan berbagai desain iconic yang menjadi identitas SOHO China.
Di tahun 2007, Zhang Xin serta suaminya berhasil membawa SOHO China melantai di Bursa Efek Hong Kong dan tercatat sebagai salah satu IPO properti terbesar pada tahun itu. Keduanya bahkan disebut sebagai salah satu pasangan miliarder berpengaruh di industri properti Asia.

Mereka juga mulai mengubah model bisnisnya dari “beli-jual” ke “beli-sewa”, sehingga SOHO China lebih fokus mengelola gedung komersial untuk disewakan kepada tenant internasional.
SOHO China juga mulai melebarkan sayap di luar Tiongkok dengan mengakuisisi saham senilai 600 juta dolar AS di Park Avenue Plaza, New York City, hingga mengakuisisi 40 persen saham General Motors Building senilai 1,4 miliar dolar AS di Manhattan.
Selain perannya sebagai pengusaha sukses, Zhang Xin juga dikenal sebagai filantropis melalui SOHO China Foundation. Pengalamannya tumbuh dalam keluarga sederhana membuatnya memiliki kepedulian besar terhadap akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga berpenghasilan rendah.
Lewat SOHO China Scholarships, Zhang Xin berhasil membantu para pelajar berbakat dari Tiongkok untuk menempuh studi di universitas ternama seperti Harvard, Yale, hingga University of Chicago.
Selepas mengundurkan diri dari jabatannya di SOHO China pada tahun 2022, perempuan berusia 60 tahun ini makin aktif di dunia seni serta filantropi. Pada tahun yang sama, ia mendirikan Closer Media, perusahaan produksi film dan investasi yang berbasis di New York City.
Mengawali kariernya sebagai buruh pabrik, kini Zhang Xin disebut Forbes memiliki kekayaan sebesar 1,1 miliar dolar AS (sekitar Rp18,34 triliun) dan menempati posisi ke 175 dalam daftar orang terkaya di China. [fa]