Thephrase.id - Suasana liburan nan indah di pesisir Lombok, Nusa Tenggara Barat, terasa begitu jauh bagi Kevin Diks. Bek tangguh Tim Nasional Indonesia itu kini harus berhadapan dengan kenyataan pahit saat dirinya terjebak dalam situasi mencekam di Doha, Qatar.
Kegembiraan seusai membawa Timnas Indonesia ke Putaran Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia seolah sirna, berganti dengan ketidakpastian di tengah deru konflik Timur Tengah.
Kontras situasi yang dialami Diks tak bisa lebih dramatis. Beberapa hari lalu, ia masih menikmati kehangatan matahari tropis dan kebersamaan dengan keluarga sang istri di Lombok.
Akan tetapi, perjalanan pulangnya menuju Eropa untuk memulai babak baru dalam kariernya berubah menjadi sebuah mimpi buruk saat transit di salah satu hub penerbangan tersibuk di dunia.
Melalui Instagram eksklusifnya, pemain yang baru saja direkrut oleh klub Bundesliga Jerman, Borussia Monchengladbach, itu membagikan kabar yang membuat para pengikutnya cemas. Ia melaporkan sebuah insiden yang menggetarkan.
"Teman-teman, kami sekarang sedang berada di Doha dan baru saja mendengar ledakan dari tentara Iran. Akan saya beri kabar terbaru nanti!" beber Diks.
Laporan Diks tersebut bertepatan dengan eskalasi konflik terbaru antara Iran dan Israel yang telah memanas selama hampir dua pekan. Ledakan yang ia dengar diduga kuat berasal dari serangan rudal yang dilancarkan Iran ke Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar.
Pangkalan ini bukan sekadar fasilitas militer biasa, ia merupakan pusat komando Angkatan Udara Amerika Serikat (CENTCOM) di kawasan tersebut, menjadikannya target strategis bernilai tinggi.
Dampak dari serangan itu terasa seketika. Otoritas Qatar mengambil langkah darurat dengan menutup total wilayah udaranya pada Senin, 23 Juni 2025. Keputusan ini melumpuhkan aktivitas di Bandara Internasional Hamad, Doha.
Ribuan penumpang, termasuk Diks, terdampar tanpa kejelasan. Pesawat komersial dilarang lepas landas maupun mendarat, mengubah bandara megah itu menjadi ruang tunggu raksasa yang penuh dengan ketidakpastian.
Meski wilayah udara Qatar dilaporkan telah dibuka kembali pada Selasa, 24 Juni 2025, situasi bagi Diks dan penumpang lainnya masih jauh dari kata normal. Kekacauan jadwal penerbangan menjadi masalah berikutnya yang harus ia hadapi.
Harapan untuk segera meninggalkan Doha kembali diuji dengan informasi yang simpang siur. Dalam pembaruan terbarunya, Diks menggambarkan kebingungan yang terjadi di lapangan.
"Sedikit kabar terbaru. Ruang udara sudah dibuka selama dua jam terakhir dan tidak ada yang tahu apa yang terjadi dengan penerbangan mereka," ungkap bek berusia 28 tahun itu.
Kondisi ini menempatkan Diks dalam posisi yang sulit. Ia dihadapkan pada dua skenario yang sama-sama tidak menyenangkan. Penundaan ini tentu dapat memengaruhi agendanya untuk bergabung dengan klub barunya di Jerman.
"Entah saya akan tertunda sekitar enam atau tujuh jam atau penerbangannya akan dibatalkan," tegas Diks.