ThePhrase.id - Penyakit demam lassa dilaporkan tengah mewabah di Nigeria dan sejumlah negara bagian Afrika Barat. Hingga 10 Mei 2024, tercatat 156 orang meninggal dunia akibat virus ini.
Pusat Pengendalian Penyakit Nigeria (NCDC) melaporkan bahwa penyakit menular ini telah menyebar di 28 negara bagian, termasuk ibu kota Abuja. Selama empat bulan terakhir, otoritas kesehatan Nigeria mencatat 857 kasus demam Lassa.
Tahun lalu, otoritas Nigeria mencatat 1.170 kasus demam Lassa yang mengakibatkan 219 kematian. Demam Lassa pertama kali muncul di Nigeria pada 1969 di Negara Bagian Borno.
Demam Lassa adalah penyakit virus akut yang disebabkan oleh virus Lassa. Virus ini ditularkan kepada manusia melalui kontak dengan tikus multimammate Afrika yang terinfeksi. Tikus ini mengeluarkan virus dalam urin dan fesesnya, dan manusia dapat terinfeksi dengan menghirup debu yang terkontaminasi atau melalui kontak langsung dengan cairan tubuh tikus.
Gejala demam Lassa biasanya muncul dalam 1-2 minggu setelah terpapar virus. Gejalanya meliputi:
Pada tahap lanjut, penyakit ini bisa menyebabkan gejala parah seperti wajah bengkak, paru-paru terisi cairan, muntah darah, mimisan, buang air besar berdarah, dan tekanan darah drop.
Pengobatan demam Lassa dengan obat antivirus ribavirin terbukti efektif jika diberikan sesegera mungkin setelah diagnosis. Perawatan suportif seperti pemberian cairan intravena dan elektrolit juga penting untuk membantu pasien pulih.
Pencegahan demam Lassa berfokus pada pengendalian tikus dan menghindari kontak dengan tikus serta cairan tubuhnya. Beberapa tips pencegahan meliputi:
Demam Lassa belum pernah ditemukan di Indonesia. Namun, penting untuk tetap waspada dan mengetahui gejala penyakit ini, terutama bagi orang yang bepergian ke negara-negara Afrika Barat.
Melansir disway.id, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, mengungkap bahwa balai karantina terus melakukan screening gejala demam yang diduga adalah demam Lassa.
"Bila ada WNI yang pulang dari daerah Afrika Barat maupun ke Afrika Barat diberikan informasi untuk berhati-hati," ujar Nadia.
[nadira]