ThePhrase.id - Aplikasi berbasis audio sosial yang akhir-akhir ini digunakan banyak orang, Clubhouse, telah bergabung bersama platform sosial lainnya dalam upaya menjaga privasi dan keamanan penggunanya di Afghanistan. Aplikasi tersebut mengubah puluhan ribu biografi dan gambar pengguna Afghanistan awal pekan ini, membuat akun mereka lebih sulit ditemukan dalam pencarian.
Dilansir dari The Verge, juru bicara Clubhouse mengatakan tindakan tersebut tidak berpengaruh pada pengikut pengguna, dan semua modifikasi dapat dibatalkan jika pengguna menginginkannya. Selain itu, aplikasi Clubhouse juga mengingatkan pengguna Afghanistan bahwa nama samaran diizinkan untuk hak asasi manusia dan alasan keamanan. Menurut juru bicara itu, perusahaan tersebut telah meminta saran dari para ahli tentang kebebasan berbicara dan ekstremisme kekerasan dalam mengembangkan strateginya.
Sejak Taliban menguasai negara itu, banyak warga Afghanistan telah berusaha untuk menghapus foto-foto dari akun media sosial dan telepon mereka yang dapat mengaitkan mereka dengan budaya Barat atau bekas pemerintah Afghanistan.
Selain Clubhouse, media sosial milik Mark Zuckerberg, Facebook telah memperkenalkan opsi satu klik yang memungkinkan warga Afghanistan untuk langsung menutup akun mereka sejak negara tersebut dikuasai Taliban.
Menurut Kepala Kebijakan Keamanan Facebook, Nathaniel Gleicher, melalui fitur satu klik ini, orang lain yang tidak termasuk dalam daftar teman tidak dapat mengunduh atau membagikan foto profil mereka atau membaca apa pun di linimasa mereka jika profil mereka ditutup.
Di tengah kekacauan di Afghanistan situs media sosial seperti Facebook, Twitter, dan YouTube mendapat kecaman karena sikap terhadap akun Taliban. Media sosial tersebut dikatakan mengizinkan Taliban mengakses akun resmi. Taliban sendiri tetap dapat menggunakan media sosial untuk menyebarkan pesannya, meski adanya larangan yang dikatakan oleh beberapa media sosial. [nadira]