ThePhrase.id – Dalam perayaan ASEAN Paragames 2022 yang diadakan di Solo, Jawa Tengah beberapa waktu lalu, salah satu ikon yang viral yaitu batik tulis yang inovatif.
Batik yang dibuat dalam kain katun berukuran 2 meter x 1,15 meter tersebut merupakan karya Dian Primadyka. Pria yang akrab dipanggil Dian ini merupakan penyandang disabilitas tuna rungu asli Laweyan, Surakarta, Jawa Tengah.
Dian mendesain batik dengan menggabungkan gambar Stadion Manahan Solo, lokasi ASEAN Paragames 2022 dengan gunungan dan piktogram cabang-cabang olahraga yang diikuti para atlet disabilitas.
Dian Prymadika (Foto: indonesia.go.id)
Desain batik ini kemudian ditambahkan Rajamala sebagai maskot ASEAN Paragames 2022.
"Untuk motif ASEAN Paragames 2022 diselesaikan dalam waktu lima hari termasuk dengan pola agar pas jika dijahit sebagai baju batik. Sedangkan motif paling rumit seperti sidomukti atau parang perlu waktu paling lama 14 hari," ujar Dian dilansir indonesia.go.id.
Pria berusia 32 tahun ini tergabung dalam komunitas Batik Toeli yang ia gagas bersama Muhammad Fauzan Wicaksono. Komunitas ini beranggotakan empat orang penyandang disabilitas dengan lokasi workshop di Laweyan, Surakarta.
Peran Dian dalam Batik Toeli selain sebagai inisiator ia juga disebut sebagai orang yang serbabisa dalam komunitas ini. Dian disebut mahir mencanting, mendesain berbagai motif batik, mewarna, hingga nglorot atau menghilangkan malam pada batik.
“Saya belum bisa batik cap,” ungkap Dian dengan bahasa isyarat dilansir Kompas.
Dian sedang membuat desain untuk MotoGP Mandalika (Foto: https://kumparan.com/)
Dian awalnya hanya merupakan pencelup kain batik yang telah bekerja di Batik Mahkota sejak 2012. Ia berusaha mengembangkan bakat dan kemampuannya secara otodidak untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Batik Toeli yang ia dirikan ternyata tidak hanya sekali saja membuat desain untuk acara penting seperti ASEAN Paragames 2022. Komunitas miliknya ini disebut telah menghasilkan 100 motif batik sejak didirikan, seperti motif klub kebanggaan warga Kota Surakarta, atau motif pembalap MotoGP, untuk menyambut gelaran balap motor di Sirkuit Mandalika, Nusa Tenggara Barat.
Pada perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia ke-77, Dian juga mengeluarkan motif khusus bergambar Proklamator RI Soekarno dan lambang negara Burung Garuda. Ia juga sering membuatkan motif batik dengan motif berbagai wajah artis terkenal.
Meski belajar secara otodidak, Dian bersama ketiga rekannya dalam Batik Toeli berhasil membesarkan komunitas yang didirikan pada 2020 ini hingga produknya tembus ke pasar Amerika Serikat. Pembeli dari Negeri Paman Sam tersebut memesan produk Batik Toeli melalui marketplace.
Selain telah mengagas berbagai ide kreatif untuk Batik Toeli, desain Dian juga pernah diborong oleh Ibu Negara Iriana untuk dijadikan cendera mata kepada sejumlah istri pemimpin negara dalam kunjungan kenegaraan ke Indonesia pada tahun 2017.
Dian juga merupakan penerima simbolis sertifikat uji kompetensi profesi pembatik dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi pada 2 Oktober 2019. Terlepas dari kekurangannya, Dian merupakan salah satu orang Solo pertama yang mengantongi sertifikat itu. [fa]