ThePhrase.id – Penggunaan sosial media sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari baik remaja maupun dewasa. Beberapa studi telah menemukan bahwa sosial media memiliki lebih banyak dampak negatif kesehatan mental. Para psikolog telah menyarankan untuk melakukan diet atau detox dari sosial media.
Sosial media memiliki dampak yang besar terhadap remaja terutama mereka yang masih dalam perkembangan diri. Dilansir dari ABC News, seorang remaja berumur 13 mengatakan bahwa ia sudah merasa kecanduan dengan sosial media.
"Saya menggunakan Snapchat dan Tiktok, dan terkadang saya membuka Facebook di sanalah saya berkomunikasi dengan teman dan keluarga saya. Apa yang orang katakan tentang penampilan saya, adalah hal yang paling penting bagi saya,” ujarnya.
Penggunaan ponsel genggam. (Foto: Unsplash/Robin Worrall)
Ini menunjukkan bahwa sosial media berhubungan erat dengan harga diri rendah, kecemasan dan depresi. Menurut Philip Tam, psikiater anak dari Australia mengatakan bahwa sosial media bisa memiliki dampak yang positif dengan menggunakannya secara baik dan benar, yaitu melalui diet digital yang sehat.
Langkah pertamanya adalah bagaimana kita menggunakan sosial media dengan memiliki tujuan daripada hanya scrolling tanpa ada batas waktunya.
Selain itu juga harus diseimbangkan beraktifitas offline dengan bertemu dengan banyak orang dan membatasi kebutuhan untuk menggunakan sosial media.
Ilustrasi penggunaan sosial media. (Foto: Unsplash/Gabrielle Henderson)
Langkah kedua adalah dengan tidak mengikuti tren atau orang-orang yang menimbulkan kepercayaan diri rendah. Ini akan sangat membantu, terutama bagi remaja yang masih dalam tahap perkembangan mental.
Perlu diingat juga bahwa berhenti sejenak dari sosial media itu penting dan kita tak harus selalu siap sedia di sosial media. Dengan memiliki waktu untuk berhenti dan lepas dari sosial media selama satu sampai dua minggu dapat membantu menenangkan pikiran sejenak dan tidak tejerumus pada siklus sosial media yang tidak ada hentinya.
Cara-cara tersebut semuanya harus mulai dari diri sendiri. Meskipun dengan bantuan orang di sekitar kita, tetap butuh dorongan yang lebih dari diri sendiri agar dapat benar-benar detox dari sosial media. Ketika itu berhasil, kita akan lebih memiliki hubungan yang lebih sehat dengan sosial media yang digunakan. [Syifaa]