ThePhrase.id - Ketua Fraksi NasDem DKI Jakarta, Wibi Andrino dalam seri Diskusi KedaiKOPI menegaskan bahwa anak-anak muda saat ini sangat membenci adanya praktik korupsi yang dilakukan pejabat-pejabat saat ini. Suasana diskusi OTW 2024: Gairah Pemuda dan Demokrasi di Erian Hotel, Jakarta Pusat, Rabu (29/3/23). (Foto: Foto: Instagram/wibiandrino) “Anak muda hari ini benci banget sama yang namanya korupsi, benci banget sama yang korupsi. Tapi, yang terjadi hari ini para pejabat-pejabat mempertontonkan kekayaan yang luar biasa, yang tidak wajar,” ujar Wibi saat menjadi pembicara dalam diskusi bertajuk Gairah Pemuda dan Demokrasi yang diselenggarakan Lembaga Survei KedaiKopi di Jakarta, Rabu (29/3). Ia pun mengungkapkan rasa khawatirnya terhadap hasil pemilu yang memiliki calon pemilih terbanyak dari generasi muda. “Krisis kepercayaan, trust issues yang tinggi, karena dipertontonkan dengan tikus-tikus berdasi macam itu membuat kita, saya rasa agak sedikit khawatir dengan hasil pemilu di 2024 nanti,” tandasnya. Menurut Wibi, generasi muda saat ini bagaikan pengendara sepeda motor yang melawan arah, tidak mengetahui akan ke arah mana dalam hal politik. “Kita seperti melihat para pengendara sepeda motor yang melawan arah. Dia tahu yang dia lakukan salah, dia tahu dia melihat rambu-rambu tidak boleh memutar balik, dia tahu di depan mungkin ada polisi, tapi mereka pingin cepet sampai,” ucap Wibi. Suasana diskusi OTW 2024: Gairah Pemuda dan Demokrasi di Erian Hotel, Jakarta Pusat, Rabu (29/3/23). (Foto: Foto: Instagram/wibiandrino) Wibi merasa generasi muda sebenarnya sadar dengan apa yang sedang dituju, hanya saja mereka belum tahu apa yang seharusnya dilakukan. Gestur-gestur tersebut menurut Wibi merupakan hal yang sering terlihat saat ini. “Mereka itu menginginkan sesuatu yang cepat untuk mereka dapat. Jadi sangat amat pragmatis ya,” lanjutnya.
Melihat Gairah Anak Muda Lewat 5 Dimensi Demokrasi
Juru Bicara Blok Politik Pelajar, Dolpedro Marhaen menyebut bahwa diperlukan melihat imajinasi politik yang lebih besar, yaitu demokrasi elektoral, demokrasi liberal, demokrasi deliberatif, demokrasi egaliter, dan demokrasi partisipatoris “Jadi biar kita telaah lebih dalam, dalam setiap dimensi peristiwa demokrasi tersebut, apakah ditemukan gairah dari pemuda? Dan juga apakah justru gairahnya ada, namun ruangnya tidak ada?” sebut Pedro. Pedro menyimpulkan bahwa gairah anak muda itu selalu ada, contohnya dapat dilihat pada saat adanya demonstrasi tahun 2019, 2020, dan bertahan sampai sekarang. Namun, yang menjadi pertanyaan saat ini ialah ruangnya. (Rangga)