trending

Ditemukan Subvarian Omicron di Afrika, Seberapa Berbahaya?

Penulis Nadira Sekar
May 25, 2022
Ditemukan Subvarian Omicron di Afrika, Seberapa Berbahaya?
ThePhrase.id - Meski telah mengalami penurunan yang sangat signifikan, virus Covid-19 belum hilang. Baru-baru ini Afrika Selatan telah mengidentifikasi dua subvarian baru dari Omicron yang dinamai BA.4 dan BA.5. Kedua subvarian ini telah menyebar di berbagai negara, termasuk Inggris dan Amerika Serikat.

Lantas apakah masyarakat harus khawatir akan kehadiran subvarian terbaru tersebut?

Foto: Ilustrasi Covid-19 (pexels.com photo by Anna Shvets)


Melansir Medical News Today, Afrika Selatan telah mengalami kenaikan kasus positif Covid-19 yang disebabkan oleh BA.4 dan BA.5. Para ilmuwan di negara ini pertama kali mendeteksi BA.4 pada 10 Januari 2022, dan sejak itu menyebar ke seluruh Afrika Selatan, sekarang menjadi 35% dari tes positif. BA.5 diidentifikasi pada 25 Februari, dan sekarang menyumbang 20% kasus di beberapa wilayah Afrika Selatan.

BA.4 dan BA.5 memiliki mutasi identik pada protein lonjakannya (bagian dari virus yang menempel pada reseptor pada sel manusia) yang membedakannya dari BA.2. Setiap subvarian memiliki mutasi yang berbeda di area virus lainnya.

Meskipun jumlah kasus yang tercatat untuk kedua varian saat ini rendah, jumlah kasus sebenarnya diprediksi jauh lebih tinggi. Tanpa tes sequence, varian penyebab Covid-19 tidak dapat diidentifikasi. Beberapa ilmuwan mengatakan bahwa kemungkinan BA.4 dan BA.5 akan menyebar lebih jauh, dan mereka tidak akan menjadi varian baru terakhir.

Pada 12 Mei 2022, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) mengklasifikasi ulang BA.4 dan BA.5 sebagai varian yang menjadi perhatian (variant of concern). Ini mengikuti peningkatan tajam kasus di Portugal, di mana Institut Kesehatan Nasional memperkirakan pada 8 Mei 2022  BA.5 bertanggung jawab atas sekitar 37% dari semua kasus positif.

Di Amerika Serikat, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) juga telah menetapkan BA.4 dan BA.5 sebagai varian yang menjadi perhatian.

Di Afrika Selatan, yang telah mengidentifikasi jumlah kasus terbesar, gejala dan tingkat keparahannya tampak serupa dengan penyakit yang disebabkan oleh Omicron BA.2. Sejauh ini, jumlah rawat inap di sana hanya meningkat sedikit.
Tidak Perlu Panik

Meski demikian, dalam kebanyakan kasus, vaksinasi atau infeksi sebelumnya tampaknya masih memberikan perlindungan dari gejala parah yang disebabkan oleh kedua subvarian varian tersebut.

"Tidak ada alasan untuk panik," ujar John Moore, seorang ahli imunologi di Weill Cornell Medicine,  kepada Science. Ia menambahkan bahwa hingga saat ini tidak ada indikasi bahwa kedua subvarian tersebut lebih berbahaya daripada bentuk Omicron sebelumnya.

Di Indonesia sendiri, varian ini belum terdeteksi. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkap bahwa Indonesia saat ini ada dalam fase monitoring dan waspada serta terus memonitor varian baru di dunia.

“Di Afsel muncul kenaikan kasus varian BA.4 dan BA5. Kami terus monitoring,” ujar Menkes Budi Gunadi Sadikin.

Namun, ia optimis bahwa Indonesia saat ini semakin terlindungi adanya cakupan vaksinasi yang memadai sudah mencapai 406 juta dosis. Dosis itu termasuk untuk dosis I, II, dan booster.

[nadira]

Tags Terkait

-

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic