Djohari Zein, Juragan JNE yang Bangun 99 Masjid

ThePhrase.id – Sering berbelanja online dan mengirimnya menggunakan ekspedisi JNE? Yuk kenalan dengan salah satu pendiri ekspedisi pengiriman terlaris di Indonesia ini, Djohari Zein.

Pria yang biasa dipanggil Pak Jo ini lahir di Medan, 16 April 1954. Ia merupakan putra bungsu pasangan Bahari Zein dan Mutiaty Thalib dari lima bersaudara. Besar dari lingkungan keluarga Tionghoa yang beragama Buddha, Djohari justru bersekolah di sekolah Katolik.

Pindah ke Jakarta di tahun 1966, Djohari yang saat itu berusia 12 tahun sudah akrab dengan dunia kewirausahaan. Sejak SMP, ia memulai bisnisnya dengan membuat majalah yang dijual kepada teman-teman sekolah di SMP dan SMA di Jakarta.

Alumnus dari Akademi Perhotelan Trisakti ini pernah bekerja di Hilton International Hotel, Jakarta. Di Hotel yang kini berganti nama menjadi Hotel Sultan ini Djohari sempat menjadi pelayan hingga akhirnya menjadi supervisor kasir di front office hotel.

Tahun 1980 mengawali kiprahnya di dunia ekspedisi pengiriman. Ia memulai karirnya sebagai salesman perusahaan jasa pengiriman multinasional, TNT hingga kemudian dipromosikan menjadi Operation Manager TNT Indonesia.

Di puncak karirnya pada tahun 1985, ia justru meninggalkan TNT untuk merintis perusahaan ekspedisi pengiriman miliknya sendiri yang ia beri nama Worlpak dan kemudian berganti nama menjadi Pronto. Menurutnya, pengalaman di jasa pengiriman sudah cukup dan ia berpikir membangun sendiri perusahaan jasa pengiriman di Indonesia.

Namun, pada tahun 1990 seluruh sahamnya di Pronto terjual karena ia terlalu memfokuskan pada produk tanpa memikirkan cash flow perusahaan tersebut. Tak menyerah, ia kemudian bergabung dengan pemilik jasa pengiriman paket Titipan Kilat, mendirikan PT Jalur Nugraha Ekakurir atau lebih dikenal dengan sebutan JNE.

Di sini ia kembali mejadi salah satu pendiri dan pemegang saham. Dari berbagai pengalaman yang ia miliki dalam dunia ekspedisi berhasil membesarkan JNE.

Dengan hanya bermodalkan Rp 100 juta dan 8 karyawan, kini JNE berkembang pesat menjadi salah satu ekspedisi terlaris dengan lebih dari 6.000 lokasi agen di seluruh kota di Indonesia. Melalui JNE, Djohari juga telah mempekerjakan lebih dari 40.000 orang karyawan.

Dengan pengalamannya selama 31 tahun, JNE kini makin berinovasi untuk turut andil dalam digitalisasi Indonesia. Selain melalui JNE, Djohari juga turut andil dalam digitalisasi dengan mulai berinvestasi pada bidang teknologi informasi dengan mendirikan perusahaan logistik berbasis aplikasi online, Paxel di tahun 2017.

Meski telah sukses melalui JNE, Djohari juga tetap melebarkan sayapnya dengan mendirikan perusahaan lain selain JNE dan Paxel, yaitu Gorila, Kawan, Omiyago dan Alien.

Pria yang sepanjang usiannya ingin terus berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi nasional ini juga bertekad membantu generasi muda agar sukses mencapai tujuan mereka melalui group perusahaan yang ia dirikan Group Global Basket Mulia Investama (GBMI).

Bangun 99 Masjid

Djohari Zein masuk Islam dan menjadi mualaf di tahun 1982. Sejak saat itu, ia menjadikan Al-qur’an sebagai petunjuk hidupnya. Ia juga menyempurnakan ibadahnya sebagai seorang muslim dengan pergi haji di tahun 2000.

Dilansir dari website pribadinya, pada saat ibadah haji di Jabal Rahmah, Djohari melihat sebuah pemandangan yang tak asing bagi dirinya yang pernah ia mimpikan saat masih duduk di bangku SMP. Ia pun makin gigih dalam beragama dan bertekad untuk membangun sebuah masjid.

Niat ini dijawab oleh Allah SWT dan ia bertekad membangun 99 masjid. Ia kemudian mendirikan lembaga filantropi, Johari Zein Foundation, sebuah yayasan untuk membangun 99 masjid. Jumlah tersebut diambil dari asma al-husna.

Menurut Djohari, kesuksesannya ini tak lepas dari sedekah kepada sesama yang sering ia lakukan. Melalui foundation tersebut, Djohari juga kerap menyumbangkan sebagian hartanya kepada masyarakat baik di Indonesia maupun di luar negeri yang membutuhkan. [fa]