lifestyle

Doom Spending, Pelarian Emosional yang Menguras Dompet

Penulis Ashila Syifaa
Oct 13, 2024
Ilustrasi doom spending. (Foto: Pexels/shkrabaanthony)
Ilustrasi doom spending. (Foto: Pexels/shkrabaanthony)

ThePhrase.id – Akhir-akhir ini muncul istilah doom spending yang terjadi di kalangan gen Z dan millenial. Fenomena ini berkaitan dengan perasaan kewalahan dan kekhawatiran terhadap berbagai krisis yang terjadi di dunia salah satunya adalah perekonomian yang sedang tidak stabil.

Melansir Phsycology Today, doom spending merupakan perilaku yang muncul saat sedang stres terhadapt masalah seperti pertumbuhan ekonomi hingga kondisi politik suatu negara yang tidak stabil. 

Sebuah penelitian pada tahun 2023 di Amerika Selatan menyebutkan doom spending sering terjadi pada kalangan yang belum cukup menghasilkan uang selama bertahun-tahun untuk memiliki dukungan finansial yang memadai, yaitu kalangan generasi Z dan milenial. 

Doom spending dilakukan dengan mengeluarkan uang untuk sesuatu yang tidak penting bahkan ketika tidak memiliki budget untuk barang tersebut. Perasaan belanja inilah yang dijadikan ‘pelarian’ dari realita yang dihadapi. 

Doom spending adalah salah satu cara bagi seseorang untuk merasa seolah-olah mereka dapat mengontrol situasi dengan membeli barang, meskipun dalam kondisi ekonomi yang tidak menentu.

Hal ini dapat bahaya jika terus dilakukan karena dapat menyebabkan seseorang terjerat utang karena mengeluarkan uang melebihi kemampuan dan jumlah yang dimiliki.

Terutama dengan kemudahan digital yang dapat diakses bersamaan dengan pay later yang ditawarkan oleh e-commerce hingga bank digital dan pinjaman online yang sudah memakan banyak korban.

Survey dari Credit Karma menjelaskan, kalangan muda selalu rentan terhadap pengeluaran yang berlebihan. Salah satu penyebabnya adalah tekanan sosial atau dari teman sebayanya. Namun saat ini, kaum muda lebih rentan terhadap tren dan iklan karena situasi ekonomi yang buruk dibandingkan dengan sebelumnya. 

Kenyataannya sudah banyak anak muda yang terlilit utang bahkan berujung membebani mental hingga menghalangi mereka menjalani hidup yang memuaskan.

Berbelanja barang fashion dan makeup adalah contoh yang sederhana dan sering ditemukan terutama pada kalangan wanita. Terjadinya doom spending juga disebabkan oleh pemikiran generasi muda sekarang bahwa menabung untuk membeli rumah adalah hal yang sulit untuk digapai karena harga rumah yang sudah tidak masuk akal. 

Bagaimana cara mengatasi doom spending?

Agar tidak semakin merusak mental di tengah situasi yang tidak menentu, berikut beberapa tips untuk mengatasi perilaku doom spending.

  • Langkah pertama adalah memperbaiki pola pengeluaran dan merefleksikan diri kenapa melakukan doom spending, apakah berbelanja merupakan bagian dari pelarian atau tidak.
  • Setelah menyadari bahwa selama ini alasan tidak bisa menabung adalah menjadikan berbelanja sebagai pelarian dari perasaan cemas atau stres, maka penting untuk membuat anggaran dan prioritas. Hal ini agar menjaga pengeluaran dan mencegah belanja impulsif.
  • Alihkan stres dengan berkegiatan seperti olahraga dan meditasi. 
  • Tunda check out  barang selama 24-48 jam untuk memikirkan kembali apakah barang tersebut benar-benar dibutuhkan.
  • Buat tujuan finansial jangka panjang dengan jelas. Misalkan menabung untuk investasi atau liburan. Fokus pada tujuan ini dapat mengurangi godaan untuk belanja impulsif. [Syifaa]

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic