Dorong EBT, Masyarakat Bisa Ekspor Listrik 100% dengan PLTS Atap

ThePhrase.id – Pemerintah RI kini telah mengubah ketentuan ekspor kWh listrik menjadi 100%.

Sebelumnya, kebijakan ekspor jumlah energi listrik yang disalurkan (diekspor) dari sistem instalasi pelanggan PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) atap ke sistem jaringan PLN tersebut diatur dalam Permen ESDM No. 49/2018, yang menyebutkan bahwa energi listrik yang diekspor dihitung berdasarkan nilai kWh ekspor yang tercatat pada meter kWh ekspor-impor dikali 65%.

Namun pemerintah menganti kebijakan tersebut sebab jumlah 65% dianggap masih belum mampu menarik pelanggan untuk menggunakan PLTS atap. Hal ini terlihat dari rendahnya jumlah pelanggan yang memasang PLTS atap, yang hanya menghasilkan 35 MegaWatt (MW) selama 3,5 tahun terakhir.

Guna mendorong masyarakat agar beralih ke energi hijau, pemerintah pun menaikkan ketentuan ekspor kWh listrik tersebut dari 65% menjadi 100%, sehingga ke depannya diharapkan jumlah pelanggan rumah tangga, industri kecil, hingga perusahaan menengah yang mulai memasang PLTS atap meningkat.

Ekspor listrik ini juga bahkan diklaim dapat mengurangi tagihan listrik pelanggan setiap bulannya. Hal ini disebabkan apabila jumlah energi listrik yang diekspor lebih besar dari jumlah energi listrik yang diimpor pada bulan berjalan, maka selisih lebih akan diakumulasikan dan diperhitungkan sebagai pengurang tagihan listrik bulan berikutnya.

Pemerintah juga telah resmi menerbitkan aturan baru mengenai PLTS atap dalam Peraturan Menteri ESDM No.26/2021 tentang Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap yang Terhubung Pada Jaringan Tenaga Listrik Pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk Kepentingan Umum (IUPTLU).

Dalam peraturan baru ini disebutkan bahwa pemerintah akan membantu mewujudkan keinginan masyarakat yang ingin berkontribusi untuk menurunkan emisi gas rumah kaca dengan mendapatkan listrik dari sumber energi terbarukan. [hc]