Thephrase.id - Kepingan medali Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020 bertambah, Setelah Rahmat Erwin Abdullah, menyabet perunggu. Perjuangan lifter yang turun di kelas 73kg ini tidaklah ringan.
Ia memulai langkah dari Grup B atau lapis dua. Kelompok ini berisi para lifter yang harus bersaing menjadi yang terbaik, tetapi hasil akhir harus menanti Grup A, atau tier pertama. Nah Rahmat Erwin mampu jadi yang terbaik di Grup B. Total angkatannya adalah 342kg, hasil dari snatch 152kg dan clean & jerk 190kg.
Mengangkat beban clean & jerk 190kg itu punya cerita tersendiri. Lifter asal Makassar ini sempat gagal di percobaan kedua.
Di percobaan pertama ia mengangkat 180 kg, sukses. Percobaan kedua naik 190kg, gagal. Baru di percobaan ketiga bisa mulus mengangkat 190kg.
Rahmat Erwin mengaku hamstring kanannya sempat cedera saat melakukan pemanasan clean & jerk. Akibatnya saat mengangkat beban 190kg itu tidak mulus.
"Paha belakang saya cedera, tidak pernah seperti itu sebelumnya. Kalau kondisi normal, saya mungkin bisa mengangkat beban sampai 200kg untuk clean & jerk," kata lifter berusia 20 tahun itu.
Namun total angkatan 342kg itu sudah cukup untuk menjadi yang terbaik di Grup B. Bahkan perolehan angkanya jauh di atas peringkat kedua, mencapai selisih 22kg. Posisi kedua ditempati lifer Meksiko, Jorge Adan Cardenas Estrada.
Harap-harap Cemas
Foto: Rahmat Erwin Abdullah (dok. NOC Indonesia)
Sebagai mana lifter yang ada di lapis kedua, maka dibuat harap-harap cemas dengan hasil di Grup A. Pasalnya tier pertama itu berisi lifter-lifter unggulan. Ada 10 lifter yang masuk Grup A.
Namun rezeki memang tidak kemana. Total angkat Rahmat Erwin mampu menembus urutan ketiga Grup A. Ini setelah lifter peringkat ketiga Grup A, Briken Calaja, dari Albania hanya mencatat total angkatan 341kg. Selisih 1 saja dari Rahmat Erwin!
Angkatan clean & jerk Briken Calja sama dengan Rahmat Erwin 190kg. Hanya saja yang membedakan adalah angkatan snatch, Briken hanya mampu mengangkat 151kg, dari percobaan maksimal 155kg. Maka jadilah Rahmat Erwin dari penggabungan hasil Grup B dan Grup A, masuk tiga besar dan meraih medali perunggu.
Untuk medali emas dari atlet Cina, Zhiyong Chi, dengan total angkatan 364kg yang memecahkan rekor dunia kelas 73kg. Sedangkan medali perak diraih lifter Venezuela, Julio Ruben Mayora Pernia.
Ini menjadi pencapaian maksimal buat Rahmat Erwin. Kendati hanya medali perunggu, tetapi sebetulnya di Tokyo 2020 ditarget masuk 8 besar.
Terpacu Windy Cantika
Rahmat Erwin mengaku sangat terpacu dengan keberhasilan Windy Cantika yang meraih medali perunggu di kelas 49kg putri. Sesama atlet usia muda, ia tidak ingin kalah dari rekan senegaranya.
"Saat Cantika dapat perunggu, saya uring-uringan dan tertekan. Karena saya juga ingin dapat medali. Tapi saya tidak bisa bicara dengan siapa-siapa, hanya menenangkan hati dan meyakinkan diri bahwa saya bisa dan mampu," kata Rahmat Erwin, seperti dikutip dari NOC Indonesia.
Ke depan Rahmat Erwin ingin terus fokus di kelas 73kg. Dengan posisi sekarang ada di tiga besar Olimpiade, harapannya di Paris 2024 bisa mencapai hasil lebih bagus.
"Berikutnya ada SEA Games Vietnam tahun depan, Asian Games Hangzhou 2022, Islamic Solidarity Games 2022, dan pasti ingin bekerja keras untuk lolos lagi ke Olimpiade Paris 2024," tutur Rahmat Erwin. (Nadira)