trending

Driver Online Tuntut Status Hukum Diakui dan Kesejahteraan

Penulis IM
Aug 31, 2022
Driver Online Tuntut Status Hukum Diakui dan Kesejahteraan
Thephrase.id - Kebijakan pemerintah menunda kenaikan tarif jasa transporatasi online, mendapat perlawanan dari para driver (pengendara) dengan mengancam demonstrasi ke DPR.

Walaupun ujuk rasa tersebut dibatalkan, namun Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) menyampaikan beberapa tuntutan agar Kementerian Perhubungan memperjuangkan nasib mereka di antaranya konsistensi penetapan tarif, penurunan potongan aplikator dari 20% menjadi 10%, perbaikan kesejahteraan dengan perubahan status dari mitra menjadi pekerja tetap, dan pembatalan kenaikan harga BBM.

Driver online menyampaikan tuntutan konsistensi penetapan tarif dan penurunan potongan aplikator untuk perbaikan kesejahteraan (Foto : Istimewa)


Tuntutan perubahan status ini disampaikan karena selama ini hubungan yang terjadi adalah hubungan industrial bukan kemitraan.

"Kami menuntut hak kami seperti jam kerja yang layak, jaminan upah minimum yang layak, hak perempuan cuti haid, melahirkan dan berserikat untuk berunding dengan perusahaan,"ujar Lily Pujiati, Ketua SPAI, Rabu (31/8).

Tuntutan tersebut penting, karena status hukum dan kesejahteraan mereka belum mendapat perhatian khusus pemerintah. Para pengendara ini seolah diperas dan lebih menguntungkan perusahaan aplikator.

Tukiman (bukan nama sebenarnya) driver salah satu operator mengakui bahwa dengan potongan yang ada sekarang sangat tinggi.

"Iya potongan besar, padahal kami yang mengeluarkan biaya bensin, sparepart, parkir, dan lain-lain,"ujarnya kepada Thephrase.id, Rabu (31/8).

Driver online menyampaikan tuntutan konsistensi penetapan tarif dan penurunan potongan aplikator untuk perbaikan kesejahteraan (Foto : Istimewa)


Para driver, menurut Tukiman menduga bila terjadi kenaikan yang menikmati manfaat besar dari kebijakan tersebut adalah perusahaan pemilik aplikasi, sementara mereka yang bekerja tiap hari melayani pelanggan menerima dampak yang relatif kecil.

Driver yang memanfaatkan mobil Avanza Silver ini mensiasati persaingan dengan beroperasi malam hari. Alasannya jalanan lancar dan armada yang tersedia sedikit. Sementara di kota Jakarta semakin banyak kebutuhan layanan transportasi yang berbasis aplikasi di malam hari.

"Saya memilih ngalong (bekerja malam hingga subuh) karena kendaraan dan tidak macet,"ungkapnya

Tapi ia menyadari bahwa bekerja di waktu malam juga memiliki resiko yang tidak ringan, karena seringkali menemukan pelanggan yang sedang mabuk dan tindakan kriminal lain.

Driver harus memastikan penumpang yang dilayani nyaman dan aman, tapi mereka juga harus mempertimbangkan resiko bila ada penumpang yang mengancam keamanan dirinya.

"Saya pilih-pilih penumpang, dan harus di atas tarif 100 ribu, karena kita sudah mengorbankan waktu tidur dan penumpang ada yang aneh-aneh,"ungkap Driver Online yang bermukim di Cilengsi Depok ini. (IM)

Tags Terkait

 
Related News

Popular News

 

News Topic