ThePhrase.id - Berdedikasi menyediakan moda transportasi ramah lingkungan, KAI meluncurkan fitur baru bernama Carbon Footprint yang dapat diakses melalui aplikasi Access by KAI.
Pada peresmian fitur yang berlangsung di Stasiun Gambir pada Senin (23/12), Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo menyampaikan apresiasinya atas inovasi terbaru KAI yang akan memberikan manfaat besar bagi masyarakat dan lingkungan.
“Fitur Carbon Footprint merupakan salah satu terobosan penting dalam mendukung efisiensi dan keberlanjutan transportasi di Indonesia. Langkah ini mencerminkan komitmen KAI untuk terus menghadirkan solusi transportasi yang inovatif dan ramah lingkungan,” jelas Kartika.
Inovasi KAI juga berlanjut melalui berbagai layanan unggulan seperti kereta Whoosh, LRT Jabodebek, dan layanan kereta kompartemen yang memberikan kenyamanan ekstra bagi penumpang.
Fitur Carbon Footprint menjadi inovasi KAI yang mengintegrasikan edukasi lingkungan ke dalam layanan transportasi.
“Keberlanjutan dan pelestarian lingkungan adalah prioritas utama dalam pembangunan. Melalui fitur ini, kami ingin menegaskan bahwa kereta api tidak hanya menjadi solusi transportasi yang efisien tetapi juga ramah lingkungan. Inovasi ini adalah langkah nyata KAI untuk mendukung target pembangunan berkelanjutan dan Net Zero Emisi,” jelas Direktur Utama KAI, Didiek Hartantyo.
Praktik bisnis berkelanjutan juga terus diterapkan oleh KAI, hal ini terbukti dari hasil rating ESG S&P Global untuk KAI dengan skor 41. Sebagai tahun pertama KAI mengikuti rating ini, skor tersebut merupakan pencapaian yang sangat baik dan menempatkan KAI di posisi yang kompetitif secara global.
“Skor ini juga menjadi dasar yang kuat bagi KAI untuk terus memperbaiki kinerja ESG, membangun reputasi sebagai perusahaan transportasi massal yang berkelanjutan, dan berkontribusi pada target keberlanjutan global,” ujar Didiek.
Fitur Carbon Footprint telah tersedia pada aplikasi Access by KAI (versi 6.9.11) yang dapat diunduh di Play Store dan App Store. Fitur ini dapat memberikan estimasi emisi karbon setiap perjalanan yang dilakukan pelanggan.
Fitur ini juga menjadi alat transparansi yang menjelaskan bahwa kereta api adalah moda transportasi yang lebih ramah lingkungan dibandingkan moda lain, seperti mobil pribadi.
“Dengan fitur ini, pelanggan dapat memahami dampak positif dari penggunaan kereta api dalam mengurangi emisi karbon. Hal ini diharapkan mendorong kesadaran dan perubahan perilaku masyarakat dalam memilih transportasi yang lebih berkelanjutan,” jelas Vice President Public Relations KAI, Anne Purba.
Sebagai contoh emisi karbon perjalanan menggunakan KA Probowangi dari Stasiun Surabaya Gubeng ke Stasiun Ketapang adalah sebesar 2,94 kg CO₂e.
Sementara itu, perjalanan dengan mobil pribadi di rute yang sama menghasilkan emisi karbon sebesar 8,79 kg CO₂e, hampir tiga kali lipat lebih besar.
Perhitungan emisi karbon pada fitur Carbon Footprint mengacu pada regulasi nasional seperti SNI ISO 14064-1:2018, serta pedoman internasional seperti Kyoto Protocol dan GHG Protocol.
Sebelumnya, KAI juga telah menghadirkan berbagai fitur yang mendukung keberlanjutan, seperti teknologi face recognition untuk mengurangi sampah kertas, water station untuk mengurangi penggunaan botol plastik sekali pakai, hingga penggunaan alat makan berbahan kayu pada layanan makan di atas kereta. [fa]
Tags Terkait