
Thephrase.id - Juventus kembali menghadapi badai setelah resmi memecat Igor Tudor pada Senin, 27 Oktober 2025. Keputusan itu diambil hanya sehari setelah kekalahan dari Lazio di pekan kedelapan Liga Italia.
Hasil minor 0-1 di Stadio Olimpico memperpanjang catatan buruk Juventus yang belum meraih kemenangan dalam delapan pertandingan beruntun. Situasi tersebut menjadi puncak dari rentetan hasil negatif yang memaksa manajemen bertindak tegas.
Pemecatan Tudor menambah daftar panjang kegagalan proyek kepelatihan Juventus dalam dua tahun terakhir. Padahal, pelatih asal Kroasia itu baru tujuh bulan menakhodai tim setelah menggantikan Thiago Motta pada Maret 2025.
Tudor sempat membawa Juventus bangkit di akhir musim lalu dan memastikan posisi di zona Liga Champions. Capaian itu membuat klub menghadiahkan kontrak permanen hingga 2027 dengan opsi perpanjangan satu tahun.
Akan tetapi, performa Juventus di musim baru justru menurun drastis dan gagal menunjukkan konsistensi. Akibatnya, manajemen harus kembali mengeluarkan keputusan ekstrem dengan melakukan pemecatan kedua dalam waktu tujuh bulan.
Situasi ini menjadi pukulan telak bagi kondisi keuangan klub. Juventus kini tetap memiliki kewajiban membayar gaji Thiago Motta dan Igor Tudor meski keduanya sudah tidak lagi menjabat.
Kontrak Motta secara resmi baru akan berakhir pada Juni 2027, sama seperti kontrak Tudor yang juga masih aktif di atas kertas. Artinya, Juventus harus menggaji tiga pelatih berbeda hingga 2027 jika segera menunjuk pengganti baru.
Massimo Brambilla kini ditunjuk sebagai caretaker untuk mengisi posisi sementara. Akan tetapi, di balik keputusan itu, Juventus harus menghadapi beban keuangan besar akibat kewajiban membayar gaji buta.
Tudor menerima gaji sekitar 5,5 juta euro per musim, dengan total sisa pembayaran mencapai 8 juta euro. Sementara itu, Motta berhak atas 5,5 juta euro per musim ditambah 2-3 juta euro untuk staf pelatihnya.
Jika dihitung, total sisa pembayaran kepada Motta dan staf mencapai 15-16 juta euro. Ditambah kompensasi untuk Tudor, Juventus harus mengeluarkan sekitar 24 juta euro atau setara Rp464 miliar.
Jumlah itu belum termasuk biaya untuk pelatih baru yang akan datang. Karena itu, manajemen klub disebut akan berhati-hati dalam memilih sosok pengganti, agar tidak menambah beban finansial yang sudah menumpuk.
Beberapa nama muncul dalam bursa calon pelatih, mulai dari Luciano Spalletti, Roberto Mancini, hingga Raffaele Palladino. Akan tetapi, gaji besar dan klausul kontrak mereka membuat Juventus berpikir dua kali.
Satu-satunya solusi yang bisa mengurangi tekanan finansial adalah negosiasi pemutusan kontrak dengan Tudor dan Motta. Kesepakatan semacam itu dapat mengakhiri kewajiban pembayaran penuh hingga 2027.
Meski demikian, Juventus tetap harus menyiapkan dana kompensasi yang tidak kecil. Laporan dari Italia menyebutkan bahwa klub setidaknya harus mengeluarkan 20 juta euro untuk menyelesaikan kontrak secara resmi di atas meja.
Kondisi ini menggambarkan betapa beratnya konsekuensi manajemen Juventus akibat kesalahan dalam perencanaan jangka panjang. Keputusan yang terburu-buru kini membuat klub menanggung beban finansial yang hampir setara dengan setengah triliun rupiah.