ThePhrase.id - Pada awal tahun 2022 ini, Eropa kembali menghadapi lonjakan kasus Covid-19 yang tinggi. Beberapa negara di Eropa pun terpaksa menerapkan kembali kebijakan lockdown setelah mencetak rekor harian Covid-19, yang sebagian besar merupakan varian Omicron.
Pada 5 Januari, Perancis memecahkan rekor kasus harian Covid-19 dengan 264.184 kasus. Angka ini merupakan kasus tertinggi sejak pandemi ada. Inggris juga mengalami peningkatan dramatis yang disebabkan oleh Omicron dengan kasus harian melonjak menjadi lebih dari 19,4 juta. Sebuah tanda bahwa Omicron menyebar dengan cepat di negara itu meskipun faktanya 82,6 persen dari populasinya yang berusia 12 tahun ke atas telah menerima dua dosis vaksin Covid-19.
Menurut WHO, Omicron mencakup berbagai perubahan, beberapa di antaranya mengkhawatirkan dan menyiratkan "potensi kurangnya kekebalan dan penularan yang lebih tinggi." Akibatnya, tidak diketahui apakah vaksin Covid-19 saat ini dapat melindungi diri dari varian tersebut.
Lonjakan kasus yang sangat tinggi di belahan Eropa diprediksikan akan kembali meredupkan perkembangan ekonomi yang baru saja mulai pulih.
Lockdown Hambat Ekonomi
Kebijakan lockdown yang diterapkan oleh beberapa negara besar di belahan Eropa tentunya akan berdampak pada aktivitas ekonomi. Dilansir dari xinhuanet.com, European Commission (EC) mengungkap bahwa meningkatnya kasus aktif bersamaan dengan berkurangnya tenaga kerja telah menyebabkan terhentinya beberapa industri di Eropa.
Jika hal ini terus terjadi, benua Eropa yang mengandalkan industri manufaktur akan mengalami kesulitan yang tinggi. Bahkan lonjakan Covid-19 akibat varian Omicron akan berdampak pada rencana Eropa untuk mengendalikan defisit utang dan anggarannya.
Uni Eropa untuk sementara menangguhkan aturan pagu utang 60 persen dari produk domestik bruto (PDB) dan defisit anggaran di bawah 3 persen untuk memerangi pandemi virus corona.
Menurut laporan Kantor Statistik UE yang dipublikasikan pada Oktober 2021, defisit pemerintah kawasan euro berkisar 7,2 persen dari PDB dan utang pemerintah mencapai 97,3 persen dari PDB pada 2020. Diperkirakan utang publik mencapai puncaknya pada 100 persen dari PDB untuk kawasan euro pada tahun 2021.
Pandemi yang berkepanjangan memungkinkan Uni Eropa untuk memperpanjang penangguhan aturan fiskal pada 2022 dan membiarkan negara-negara anggotanya membelanjakan lebih banyak dari yang seharusnya diizinkan untuk menjaga bisnis tetap bertahan.
Dampak Pada Negara Lain
Beberapa pihak mengatakan bahwa dampak dari varian Omicron tidak akan berlangsung lama. Hal ini dikarenakan sebagian besar kasus covid-19 dengan varian Omicron memiliki gejala ringan. Beberapa juga mengatakan vaksin booster akan membantu meningkatkan sistem imun dalam menghadapi varian Omicron.
“Namun, saya berharap omicron dapat dilewati dengan cepat dan agar pertumbuhan pulih kembali di kuartal kedua, dan pertumbuhan untuk tahun ini tidak terpengaruh,” ujar Mark Zandi, ahli ekonomi Moody’s dikutip dari Japan Times.
Andrew Kenningham, Kepala Ekonom Eropa di Capital Economic mengungkap bahwa kegiatan ekonomi Eropa akan pulih pada Februari atau Maret 2022. Sehingga tidak ada negara lain yang akan terdampak dari kebijakan lockdown tersebut. [nadira]