Thephrase.id - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir blak-blakan terkait peninggalan utang hampir Rp100 miliar dari kepengurusan lama PSSI yang dipimpin Mochamad Iriawan pada 2019-2023.
"Saya tidak mau menyalahkan kepengurusan yang lama atau yang baru lebih baik, tidak. Tapi, saya ingin keuangannya tertata rapi," tegas Erick Thohir.
"Supaya kepengurusan berikutnya pun bisa bikin perencanaan jangka panjang. Ini kan yang namanya membuat program selanjutnya harus berkelanjutan tidak bisa sepotong-potong," bebernya.
Sedari awal, Erick Thohir telah menunjuk perusahaan akuntan publik terkemuka, Ernst & Young untuk mengaudit laporan keuangan PSSI. Tapi pada akhir-akhir ini, tagihan terus datang bertubi-tubi.
"Saya tidak mau menuduh siapa-siapa dulu karena sejak awal saya minta diaudit, tetapi tagihan-tagihan sudah mulai terasa karena ada tagihan-tagihan sebelum saya dilantik sebagai Ketua Umum PSSI," ucapnya.
Dari total utang hampir Rp100 miliar itu, sejumlah Rp1,9 miliar di antaranya bahkan dari pemusatan latihan Timnas Indonesia di luar negeri yang belum dibayarkan kepengurusan lama PSSI.
"Kemarin ada tagihan Rp1,9 miliar untuk training camp di suatu negara. Saya bayar. Tapi kan uang yang ada saat ini saya kumpulkan untuk program-program PSSI ke depan," ungkap Erick Thohir.
"Seperti beberapa agenda yaitu Piala AFF U-23 2023, tuan rumah Kualifikasi Piala Asia U-23 2024, sampai training camp Timnas Indonesia U-17. Itu semua perlu uang," sambungnya.
"Jadi kalau dananya tersedot untuk hal-hal yang tidak sesuai program kami, pasti terganggu. Pembayaran gaji pelatih baru bisa dibayar kemarin. Karena uang yang ada dibayar untuk utang," lanjut Erick Thohir.
"Ini kami sedang cari uang. Tapi kalau ada penyelewengan, akan saya tindak. Saya tidak ragu-ragu kalau hal itu. Dalam bentuk apa? Ya tidak tahu. Kita lihat nanti satu-satu," tutup Erick Thohir.