
Thephrase.id - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menegaskan bahwa pihaknya belum memiliki calon pelatih baru untuk Timnas Indonesia setelah berakhirnya masa kerja Patrick Kluivert.
Ia memastikan proses pemilihan pelatih akan dilakukan sesuai prosedur dan melibatkan rapat bersama Direktur Teknik PSSI, Alexander Zwiers, Badan Tim Nasional (BTN), dan Exco PSSI.
Erick Thohir menjelaskan, PSSI tidak ingin terjebak dalam isu-isu yang bersifat spekulatif dan kontraproduktif. Ia menekankan, pihaknya selalu terbuka terhadap informasi, namun tidak akan menanggapi kabar yang tidak berdasar.
"Tentu dengan isu yang berkembang, saya tidak mau jadi kontraproduktif. Saya mau bicara, nanti dipikir apa, karena saya tidak tahu dan tidak pernah mengucap. Ternyata konferensi persnya mengenai isu sosial," sambung Erick Thohir.
"Ini saya minta, kita samakan di antara kita, jangan terjebak isu yang kontraproduktif. Pasti keterbukaan informasi kita sangat terbuka. Tapi kalau nanti kita beropini yang hoaks, ini kan akhirnya tidak sehat," tambahnya.
Ia menyatakan bahwa mekanisme pemilihan pelatih tetap berjalan sesuai aturan. BTN dan Direktur Teknik akan terlebih dahulu mencari kandidat pelatih, lalu hasilnya akan diserahkan ke Ketua Umum untuk kemudian dibahas dalam rapat Exco PSSI.
"Jadi jelas, saya sudah bertemu Pak Sumardji. Saya bicara dengan Direktur Teknik lewat telepon, Pak Sekjen juga, bahwa untuk kepelatihan nanti BTN dan TD akan mencari calonnya siapa. Lalu nanti dilaporkan ke Ketua Umum, dan Ketua Umum akan mengadakan rapat Exco. Jadi prosesnya seperti itu," ucap Erick Thohir.
Erick juga menjelaskan bahwa isu pergantian pelatih yang beredar dalam beberapa hari terakhir tidak berkaitan dengan konteks pembicaraan sebelumnya. Ia meminta semua pihak memahami bahwa setiap pelatih memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
"Tapi kalau misalnya tiba-tiba terjadi polemik seperti dua hari ini, saya rasa konteksnya kemarin bukan itu, karena kemarin saya bicara hal lain. Jadi jangan sampai kita terjebak," kata Erick Thohir.
"Prosesnya tetap kita lakukan. Kekurangan Patrick Kluivert apa, kekurangan Shin Tae-yong apa, kelebihannya apa, kelebihan Patrick apa. Ini yang harus kita saling pelajari agar ke depannya lebih baik lagi," jelasnya.
Erick Thohir menambahkan bahwa selama masa kepelatihan Shin Tae-yong dan Patrick Kluivert, PSSI selalu memberikan dukungan penuh. Namun, hasil pertandingan tetap menjadi bagian yang harus dipertanggungjawabkan secara profesional.
"Insyaallah, selama Shin Tae-yong dan Patrick menjadi pelatih Timnas Indonesia, saya memberikan dukungan terbaik. Tapi tentu sepak bola seperti itu, naik turun, ada hasil yang harus dipertanggungjawabkan," tutur Erick Thohir.
Ia menegaskan bahwa PSSI tidak mengistimewakan siapa pun dalam upaya membangun sepak bola nasional. Menurutnya, yang terpenting adalah kesinambungan dari satu generasi ke generasi berikutnya, sesuai dengan peta jalan PSSI menuju tahun 2034.
"Tidak ada yang diistimewakan, karena yang terpenting sepak bola dibangun secara nasional, dari generasi ke generasi. Blueprint PSSI tidak berubah, kita menargetkan 2034 karena ada pembinaan dan pemain di luar negeri yang kita coba konsolidasikan," katanya.
"Tapi ada peluang kemarin, makanya kita coba. Namun secara gentlemen saya minta maaf kepada rakyat dan pemerintah. Setelah kekalahan itu, kita langsung rapat malamnya," ucapnya.
Lebih lanjut, Erick menyebut bahwa agenda FIFA Matchday November 2025 kemungkinan besar belum bisa dilaksanakan jika belum ada pelatih baru yang ditunjuk. PSSI tidak ingin terburu-buru dan ingin memastikan pelatih berikutnya memiliki kualitas yang sesuai dengan kebutuhan Timnas Indonesia.