ThePhrase.id - Setelah lebih dari satu dekade, Komisi Uni Eropa (EU) akhirnya menyetujui aturan mengenai port pengisian daya tunggal yaitu menggunakan port USB-C untuk seluruh perangkat elektronik yang dijual di Eropa pada Selasa (7/6).
Foto: Ilustrasi Charger (pexels.com photo by ready made)
Aturan tersebut merupakan bagian dari proposal revisi Pedoman Peralatan Radio yang diajukan Parlemen Uni Eropa sejak 23 September 2021. Peraturan ini akan mulai berlaku pada tahun 2024 untuk perangkat kecil, sedangkan perangkat laptop harus menerapkan aturan ini pada tahun 2027.
Selain itu unbundling juga akan menjadi hal wajib. Jadi, seluruh ponsel yang dijual di Eropa tidak akan datang dengan charger. Jika pengguna membutuhkan charger, pengguna harus membelinya secara terpisah.
“Undang-undang ini adalah bagian dari upaya UE yang lebih luas untuk membuat produk di UE lebih berkelanjutan, untuk mengurangi limbah elektronik, dan membuat hidup konsumen lebih mudah,” tulis Komisi EU pada keterangan resmi.
Kecepatan Charging Disamakan
Tak hanya menyeragamkan jenis port pengisian daya ke USB-C, Komisi Uni Eropa juga akan menyamakan kecepatan pengisian daya untuk perangkat yang mendukung.
"Hal ini memungkinkan pengguna untuk mengisi daya perangkat mereka pada kecepatan yang sama dengan pengisi daya yang kompatibel," tulis Parlemen Eropa di situs resminya.
Selama ini, berbagai perusahaan berlomba-lomba untuk mengembangkan fitur pengisian cepat di ponsel produksinya. Tak heran bila fast charging kerap menjadi fitur yang diunggulkan oleh sejumlah smartphone. Misalnya, seperti Xiaomi dengan teknologi HyperCharge 120 watt dan 200 watt. Dengan teknologi HyperCharge 200 watt, ponsel Xiaomi dengan baterai 4.000 mAh diklaim dapat mengisi daya hingga penuh dalam waktu 8 menit saja.
Meski akan diseragamkan, hingga saat ini pihak Uni Eropa belum mengungkapkan berapa kecepatan fast charging yang bakal diberlakukan secara umum untuk perangkat elektronik yang dipasarkan di Eropa.
Siapa yang harus berubah?
Aturan keselarasan port telah dibahas oleh Komisi Eropa sejak tahun 2009, sehingga banyak produsen yang telah menyelaraskan produksi mereka dengan aturan baru. Dari 30 model pengisi daya yang berbeda, kini Eropa hanya memiliki tiga model pengisian daya yaitu USB-C, mini USB dan pengisi daya Lightning Apple.
Apple sebagai salah satu perusahaan yang masih menggunakan kabel charger berbeda telah mengkritik rencana standardisasi tersebut sejak awal. Pihaknya menyebutkan bahwa peraturan tersebut dapat menghambat inovasi di masa depan.
Namun kini, dengan aturan baru Apple telah dipaksa untuk mengubah port pengisian daya ke USB-C untuk ponsel generasi berikutnya. Ini menunjukkan kekuatan Uni Eropa dalam mempengaruhi perkembangan pasar dan industri.
Konsumen telah diuntungkan dari peningkatan teknologi pengisian daya selama bertahun-tahun, tetapi kekhawatirannya adalah bahwa persyaratan pengisi daya yang umum dapat menghambat inovasi dengan membuat mustahil untuk mengembangkan dan meluncurkan versi yang lebih baik lagi. Bayangkan jika regulator terpaksa memasang CD player di laptop atau bahkan jack headphone di ponsel, misalnya. Sebuah studi yang dilakukan oleh Apple memperkirakan potensi kerugian nilai bagi konsumen karena menghalangi inovasi di bidang ini mencapai miliaran.
Meski demikian, komisi UE berpendapat bahwa undang-undang tersebut cukup fleksibel untuk memungkinkan inovasi. Bahkan secara eksplisit pihaknya akan mencari standar umum untuk pengisian nirkabel setelah teknologinya cukup matang. Standar ini dapat diadopsi pada tahun 2026, dengan satu-satunya kendala adalah bahwa standar nirkabel masa depan adalah sama untuk semua perusahaan. [nadira]