ThePhrase.id – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI mengungkapkan bahwa untuk mendorong transisi energi di Indonesia, ada tiga prinsip utama yang harus dipenuhi, yakni kualitas pasokan listrik yang diterima, pasokan listrik yang memadai, serta harga listrik yang terjangkau.
Rida Mulyana selaku Direktur Jenderal Ketenagalistrikan mengatakan bahwa akses energi di Indonesia dapat direfleksikan dengan capaian rasio elektrifikasi. Terhitung rasio elektrifikasi (RE) Indonesia hingga tahun 2021 telah mencapai 99,45%, sementara rasio desa berlistrik (RDB) sudah pada level 99,62%.
Selain itu, Rida juga mengungkapkan bahwa pada tahun 2025 mendatang, pemerintah telah menetapkan target bauran energi baru dan terbarukan (EBT) hingga sebesar 23%.
Rida Mulyana, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan (Foto: jitunnews/Bogordaily.net)
"Kami menargetkan penyediaan listrik di seluruh wilayah Indonesia dengan capaian 100% RE di akhir 2022. Akhir 2021, porsi EBT sudah mencapai 14 persen dalam bauran energi pembangkit listrik," " jelas Rida, .dikutip dari Kontan, Kamis (28/4/2022).
Rida mengatakan bahwa Indonesia akan mewujudkan komitmennya menuju transisi energi bersih dengan implementasi dekarbonisasi, paling lambat pada tahun 2060.
Hingga saat ini, beberapa hal yang sudah dilakukan oleh pemerintah untuk mendorong transisi energi adalah mulai menghentikan penambahan pembangkit listrik berbasis batubara (kecuali yang sudah berkontrak atau sedang konstruksi).
Pemerintah terus menambah pembangkit listrik berbasis EBT serta menerapkan kebijakan konversi pembangkit listrik berbahan bakar solar menjadi pembangkit EBT, seperti PLT Surya Fotovoltaik yang akan memproduksi sekitar 1 GW energi yang lebih bersih.
Selain itu, pemerintah juga terus meningkatkan konektivitas jaringan untuk memobilisasi sumber EBT ke pusat-pusat permintaan dan mempercepat elektrifikasi melalui program instalasi akses listrik baru.
Ilustrasi sumber energi listrik terbarukan (Foto: lifepal)
"Kami tengah memiliki tambahan 21 Giga Watt (GW) pembangkit listrik energi terbarukan tambahan di tahun 2030. Dari target ini, kami sudah memiliki listrik 11,1 GW," tutur Rida.
Rida mengatakan bahwa saat ini akses langsung ke listrik bahkan telah didapatkan oleh lebih dari 192 ribu rumah tangga yang berpenghasilan di bawah rata-rata. Dan dengan kebijakan tersebut, Rida berharap bahwa langkah awal Indonesia menuju energi berkelanjutan untuk masa depan sudah mulai terlaksana.
"Saya berharap Indonesia dan negara-negara lain dapat belajar bersama dalam mencapai akses energi universal dan transisi energi yang bersih, adil, dan berkelanjutan," tandasnya. [hc]