sport

Fajar/Fikri Bawa Pulang Mahkota China Open 2025, Dahaga Gelar Indonesia Akhirnya Terbayar

Penulis Ahmad Haidir
Jul 28, 2025
Pasangan ganda putra Indonesia, Fajar Alfian dan Muhammad Shohibul Fikri. Foto: PBSI
Pasangan ganda putra Indonesia, Fajar Alfian dan Muhammad Shohibul Fikri. Foto: PBSI

Thephrase.id - Pasangan ganda putra Indonesia, Fajar Alfian dan Muhammad Shohibul Fikri, menorehkan prestasi gemilang dengan menyabet gelar China Open 2025.

Turnamen level Super 1000 yang berlangsung di Olympic Sports Center Gymnasium, Changzhou, Minggu, 27 Juli 2025, menjadi panggung kebangkitan mereka sekaligus memutus rentetan paceklik gelar Indonesia di seri utama BWF Tour.

Fajar/Fikri tampil luar biasa sejak laga pembuka hingga partai puncak. Keduanya menutup perjalanan dengan kemenangan telak atas pasangan Malaysia, Aaron Chia dan Soh Wooi Yik, melalui dua gim langsung dengan skor 21 15 dan 21 14.

Seluruh pertandingan hanya memakan waktu 35 menit, menunjukkan betapa dominannya pasangan asal Bandung tersebut.

Prestasi ini memiliki arti penting. Sejak awal musim 2025, belum ada wakil Indonesia yang mampu berdiri di podium tertinggi pada turnamen dengan level Super 500 ke atas.

Fajar/Fikri memecahkan rekor suram itu dan mengembalikan nama Indonesia ke peta persaingan elite dunia. Kegemilangan mereka semakin kontras jika melihat catatan turnamen sebelumnya.

Di level Super 1000, wakil Indonesia kerap hanya mentok di final. Di Super 750 belum ada wakil yang melaju ke partai puncak, sementara di Super 500 beberapa pasangan hanya menjadi runner up.

Di tengah situasi tersebut, Fajar/Fikri tampil dengan mental baja. Keduanya menyapu bersih seluruh lawan tanpa kehilangan satu gim pun.

Perjalanan dimulai dengan menyingkirkan sesama ganda putra Indonesia, Sabar Karyaman Gutama/Moh Reza Pahlevi, melalui skor telak 21 8 dan 21 13 pada babak 16 besar.

Langkah keduanya kemudian semakin meyakinkan ketika menghadapi unggulan ketiga dari Korea Selatan, Kim Won Ho/Seo Seung Jae, yang dipaksa menyerah dengan skor 21 19 dan 21 14.

Dominasi berlanjut di semifinal dengan kemenangan atas ganda tuan rumah Liang Wei Keng/Wang Chang 21 19 dan 21 17.

Puncak penampilan datang di partai final. Aaron Chia dan Soh Wooi Yik, yang datang sebagai unggulan kedua, gagal memberikan perlawanan berarti. Fajar/Fikri tampil efektif, menguasai net, dan memanfaatkan celah lawan hingga meraih kemenangan dua gim langsung.

Selebrasi unik mewarnai keberhasilan itu. Setelah pertandingan, Fajar dan Fikri melakukan tarian pacu jalur, sebuah gerakan khas dari tradisi Riau yang belakangan viral di media sosial.

Kemenangan ini juga membawa nuansa haru. Fajar dan Fikri mempersembahkan gelar tersebut untuk mendiang Iie Sumirat, legenda bulu tangkis Indonesia yang berpulang beberapa hari sebelum turnamen berakhir.

Iie Sumirat merupakan sosok yang juga lahir dari klub SGS Bandung, sama seperti Fajar dan Fikri.

"Ini untuk Kang Iie Sumirat, legenda kami dari Bandung. Semoga beliau tenang di sisi-Nya," ujar Fajar.

Dari sisi teknis, Fajar menyebut tidak ada perubahan besar dalam strategi permainan sejak laga pertama. Mereka menitikberatkan penguasaan di area depan dan distribusi bola yang cepat untuk memanfaatkan kondisi lapangan yang berangin.

Sementara itu, Fikri mengaku masih tak percaya dengan pencapaian ini. Menurutnya, komunikasi yang solid di lapangan dan keyakinan diri menjadi penentu kemenangan di tengah tekanan turnamen level tinggi.

"Ini kejutan besar bagi saya, terima kasih untuk semua yang telah percaya," tandasnya. 

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic