ThePhrase.id - Krisis bencana alam yang terjadi di seluruh dunia akibat perubahan iklim kembali terjadi. Badai Ida yang menghantam Amerika Serikat dalam lebih dari sepekan ini telah mengakibatkan kerusakan hebat serta korban jiwa di sejumlah kota. Badai Ida kemungkinan akan menjadi salah satu peristiwa cuaca ekstrem terburuk tahun 2021, tahun yang sudah penuh dengan gelombang panas, kebakaran hutan, kekeringan, dan badai.
Foto: Joe Biden Bersama Warga Saat Melakukan Tur Keliling (twitter.com/POTUS)
Pada peringatan 16 tahun pasca Badai Katrina, Badai Ida menghantam Louisiana sebagai badai Kategori 4 dengan kecepatan angin 150 mph dan hembusan hingga 172 mph. Akibat badai ini atap gedung-gedung terbang, rumah-rumah terendam, dan seluruh kota New Orleans dalam kegelapan akibat tercabutnya tiang-tiang listrik.
Hingga hari Sabtu (4/9), hampir seminggu setelah Badai Ida melanda daratan Amerika Serikat jumlah korban tewas melampaui 60 orang. Lebih dari satu juta orang di Louisiana harus bertahan hidup tanpa listrik. Banyak masyarakat yang terpaksa mengantri panjang di SPBU untuk mencari bahan bakar untuk generator.
Faktor yang Menyebabkan Badai Ida Sangat Menghancurkan
Gulf Coast AS, yang membentang di Texas, Louisiana, Mississippi, Alabama, dan Florida, adalah rumah bagi jutaan orang dan merupakan salah satu daerah dengan pertumbuhan tercepat di Amerika Serikat. Antara tahun 2000 dan 2016, populasi wilayah ini meningkat 25,4 persen, dibandingkan dengan 14,8 persen secara nasional. Akibatnya, pembangunan rumah, bisnis, infrastruktur, dan fasilitas industri meledak, khususnya di industri minyak dan gas.
Bagian dari Gulf Coast kini tenggelam saat tanah lunak mengendap di bawah konstruksi berat dan perubahan penggunaan lahan. Seiring meningkatnya gelombang yang dapat mengikis pantai, di mana garis pantai itu sendiri sebagai penghalang badai, terkikis. Semua ini menyiratkan bahwa ketika bencana melanda, sejumlah besar orang berada dalam bahaya.
Banyak daerah berpenghasilan rendah dan berpenduduk minoritas tidak memiliki infrastruktur pelindung seperti tanggul dan tembok laut, membuat mereka rentan terhadap badai dan naiknya air. Orang-orang di daerah ini juga paling sulit keluar dari jalur badai, karena mereka harus berjuang untuk menemukan cukup uang dan tempat berlindung untuk melarikan diri.
Badai Ida dan Perubahan Iklim
Bumi telah mengalami kenaikan suhu akibat dari emisi gas rumah kaca dari pembakaran bahan bakar fosil. Hal ini meningkatkan komponen dasar badai dan tentunya dapat memperburuk badai. Para ilmuwan telah memperingatkan seluruh dunia selama beberapa dekade bahwa perubahan iklim memperburuk badai karena berbagai alasan.
Meningkatnya suhu permukaan laut akibat perubahan iklim, memberikan lebih banyak energi untuk badai dan meningkatkan keganasannya. Selain itu, meningkatnya curah hujan akibat perubahan iklim juga membuat badai lebih berbahaya. Untuk setiap derajat Celcius udara menghangat, udara menyerap sekitar 7% lebih banyak air, oleh karena itu udara yang lebih hangat menyiratkan lebih banyak uap air tersedia untuk presipitasi atau kondensasi uap air di atmosfer.
Badai juga menjadi lebih intens sebagai akibat dari perubahan iklim. Dalam waktu kurang dari sehari, Badai Ida berubah dari badai kategori 2 (dengan hembusan hingga 110 mph) menjadi badai kategori 4 (dengan angin melebihi 150 mph). Hal ini bisa terjadi ketika badai berjalan di atas perairan yang hangat, dalam, dan tenang, badai cenderung menguat dengan cepat.
Respons Presiden
Pasca terjadinya badai, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden melakukan tur keliling New Jersey dan New York. Saat menyampaikan sambutan di Queens, presiden mengatakan banjir berbahaya yang disebabkan oleh Badai Ida menunjukkan ancaman yang ditimbulkan oleh perubahan iklim.
“Buktinya jelas. Perubahan iklim merupakan ancaman eksistensial bagi kehidupan kita, ekonomi kita, dan ancaman itu ada di sini. Ini tidak akan menjadi lebih baik. Pertanyaannya - dapatkah ini menjadi lebih buruk? Kita dapat menghentikannya agar tidak semakin buruk," kata Biden di New York.
Biden memastikan akan terus melakukan perbaikan untuk mengatasi perubahan iklim. Pemerintah administrasi Joe Biden juga meminta US$ 24 miliar untuk menanggapi Badai Ida dan peristiwa cuaca ekstrem baru-baru ini. [nadira]