ThePhrase.id - Perayaan Halloween di Itaewon, Seoul pada sabtu malam 29 Oktober 2022 menjadi tragedi terburuk yang terjadi di Korea Selatan ketika kerumunan orang hadir di gang sempit, menewaskan dan melukai ratusan orang.
Setidaknya 154 orang dilaporkan meninggal dunia, 26 di antaranya adalah warga negara asing. Selain itu ratusan orang lainnya dilaporkan terluka dan 133 orang masih dalam perawatan medis. Pihak berwenang juga mengatakan angka kematian diprediksi akan naik karena beberapa orang dalam kondisi kritis.
Melansir ABC News, orang-orang yang selamat dari tragedi tersebut mengatakan bahwa mereka terperangkap di kerumunan lebih dari satu jam ketika orang-orang terguling seperti domino.
Lantas bagaimana perayaan Halloween tersebut bisa menjadi tragedi yang mematikan?
Lokasi Kejadian
Menurut laporan kepolisian setempat, sekitar 100.000 orang berkumpul di Itaewon, kawasan yang dikenal ramai dengan orang asing dan restoran serta bar yang trendy, untuk merayakan Halloween untuk pertama kali sejak pandemi Covid-19. Tahun lalu, pertemuan harus dibatasi dengan maksimal 10 orang dan bar serta restoran harus tutup pada pukul 10 malam.
Tak lama setelah pukul 22.20, keramaian yang tidak bisa dikontrol dimulai di gang sempit yang landai di dekat Hotel Hamilton, yang merupakan tempat pesta utama di Seoul. Hingga saat ini belum jelas apa yang menyebabkan kerumunan melonjak. Beberapa pihak mengatakan kehadiran selebriti menjadi penyebabnya.
Foto: Polisi di Lokasi Kejadian (dok. Yonhap)
Melansir CNN.com, Suah Cho seorang warga yang berada di tempat kejadian mengatakan bahwa peristiwa tersebut terjadi tiba-tiba. Beberapa orang mulai mendorong satu sama lain dan berteriak. Teriakan itu berlangsung selama 15 menit dan ia mengatakan bahwa kejadian itu penuh dengan kepanikan.
Sejauh ini, lebih dari 90% dari mereka yang tewas telah diidentifikasi, kata Menteri Dalam Negeri dan Keamanan Lee Sang-min dalam sebuah pengarahan pada hari Minggu (29/10). Ia menambahkan, sekitar 10 orang tidak dapat diidentifikasi karena beberapa di antaranya berusia di bawah 17 tahun – terlalu muda untuk membawa KTP – dan lainnya adalah orang asing.
Tetapi banyak yang masih hilang, dengan keluarga yang pergi dengan cemas menelepon rumah sakit dan mengunjungi kamar mayat. Pukul dua siang waktu setempat, otoritas Seoul telah menerima lebih dari 3.580 laporan orang hilang.
Bagaimana Orang Bisa Selamat
Foto: dok. ABC News
Beberapa video yang beredar di media sosial menunjukkan ratusan orang yang tidak bisa bergerak ketika petugas darurat dan polisi berusaha membebaskan mereka. Kantor berita Yonhap melaporkan seorang korban selamat berusia 20-an mengatakan dia menghindari diinjak-injak dengan berhasil masuk ke bar yang pintunya terbuka di gang tersebut.
Pekerja darurat dan pejalan kaki dengan putus asa melakukan CPR pada barisan orang yang tergeletak di jalan-jalan setelah tabrakan.
Kim Mi Sung, seorang pejabat di sebuah organisasi nirlaba yang mempromosikan pariwisata di Itaewon, mengatakan dia melakukan CPR pada 10 orang yang tidak sadar, kebanyakan wanita mengenakan pakaian penyihir dan kostum Halloween lainnya.
Korban selamat yang menderita luka dikirim ke berbagai rumah sakit di seluruh kota setelah ruang gawat darurat rumah sakit terdekat penuh dengan korban. Petugas medis memperingatkan mereka yang tidak terluka untuk mencari pertolongan medis jika terjadi gejala seperti sakit perut.
Respons Pemerintah Korea
Foto: Presiden Yoon Suk-yeol dan ibu negara Kim Keon-hee mengunjungi altar berkabung untuk para korban tragedi Halloween akhir pekan lalu di Seoul Plaza di pusat kota Seoul pada hari Senin (dok. Yonhap)
Presiden Korea Selatan, Yoon Suk-yeol telah mengumumkan masa berkabung nasional pada hari Minggu (30/10) pasca kejadian di Itaewon. Lebih dari 1.700 personel layanan darurat dari seluruh negeri telah dikirim ke lokasi, termasuk sekitar 520 petugas pemadam kebakaran, 1.100 polisi, dan 70 pegawai pemerintah.
Presiden Yoon Suk-yeol dan ibu negara Kim Keon-hee pada hari Senin (31/10) mengunjungi altar berkabung untuk para korban.Yoon dan Kim mengunjungi altar yang didirikan di Seoul Plaza di depan Balai Kota, meletakkan bunga dan menundukkan kepala mereka dalam doa hening.
Presiden tidak memiliki acara lain pada jadwal publiknya karena ia berfokus pada penanganan setelah tragedi itu.