trending

Fakta Seputar Vaksin Johnson & Johnson Sekali Suntik

Penulis Nadira Sekar
Sep 15, 2021
Fakta Seputar Vaksin Johnson & Johnson Sekali Suntik
ThePhrase.id - Fakta seputar vaksin Johnson & Johnson sekali suntik kini telah masuk Indonesia. Vaksin Covid-19 yang diproduksi Johnson & Johnson ini telah mendapatkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Tak sedikit masyarakat yang telah menunggu kedatangan vaksin ini. Pasalnya, vaksin ini hanya perlu disuntikkan sekali. ThePhrase.id merangkum beberapa fakta mengenai vaksin Johnson & Johnson yang perlu diketahui:

Foto: Vaksin Johnson & Johnson (dok. Johnson & Johnson)


Untuk Usia 18 Tahun ke Atas

Kepala BPOM Penny K Lukito menyatakan bahwa vaksin yang dikembangkan oleh Janssen Pharmaceutical Companies diperuntukkan untuk masyarakat kelompok usia 18 tahun ke atas.  Vaksin ini merupakan vaksin pertama yang hanya membutuhkan satu suntikan atau dosis tunggal sebanyak 0,5 mL secara intramuscular.

Vaksin jenis Non-replicating viral vector Adenovirus (Ad26) ini perlu disimpan di suhu -20° celcius. Dilansir dari CDC Amerika Serikat, berbeda dengan dua vaksin mRNA Moderna dan Pfizer, vaksin Johnson & Johnson dapat disimpan di lemari es biasa bukan freezer khusus karena lebih stabil pada suhu yang lebih tinggi. Setelah botol dibuka dan disiapkan untuk injeksi, vaksin dapat disimpan pada suhu kamar hingga 2 jam.

Cara Kerja Vaksin Johnson & Johnson

  • Ketika vaksin disuntik, adenovirus masuk ke sel-sel di sekitarnya. Materi genetik adenovirus tidak dapat mengubah atau berinteraksi dengan DNA dengan cara apa pun.

  • Sel-sel tubuh nantinya akan menggunakan informasi dari DNA adenovirus untuk membuat lonjakan protein.

  • Setelah protein lonjakan dibuat, itu ditampilkan di permukaan sel.

  • Sistem kekebalan tubuh akan sadar adanya lonjakan protein pada permukaan sel dan mengenalinya sebagai zat asing. Kemudian menghasilkan respon imun untuk membantu melawan protein.

  • Seperti pada vaksin mRNA, antibodi dan sel kekebalan yang secara khusus mengenali protein lonjakan dihasilkan, akan membantu kita terhindar dari penyakit Covid-19.


Efikasi Vaksin

Foto: Infografis Vaksin Johnson & Johnson (covid19.go.id)


Berdasarkan data interim studi klinik fase 3 pada 28 hari setelah pelaksanaan vaksinasi, vaksin Johnson & Johnson memiliki efikasi sebesar 67,2 % untuk mencegah semua gejala Covid-19 dan 66,1 % mencegah gejala sedang hingga berat pada subjek di atas 18 tahun.

Vaksin J&J masuk ke uji coba Fase III sebagai vaksin satu dosis karena uji coba fase awal telah menunjukkan respons kekebalan yang kuat setelah hanya satu dosis. Setelah satu dosis, di semua populasi, bahkan pada orang tua, respons antibodi dan respons sel T sangat baik dan meningkat seiring waktu.

J&J saat ini sedang melakukan percobaan untuk memberi dua dosis, yang dapat meningkatkan efektivitas terhadap penyakit ringan dan sedang.

Efek Samping

Efek samping dari vaksin J&J biasanya ringan hingga sedang dan menghilang setelah beberapa hari. Efek samping atau KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) mencakup:

  • rasa sakit, bengkak, atau kemerahan di tempat suntikan

  • kelelahan

  • demam

  • nyeri otot

  • sakit kepala

  • mual


Vaksin J&J juga dikaitkan dengan risiko kondisi pembekuan darah yang sangat langka yang disebut trombosis dengan sindrom trombositopenia (TTS). TTS paling sering diamati pada wanita berusia antara 18 dan 48 tahun.

Namun, para peneliti mengungkap peristiwa pembekuan darah, sebagian besar terjadi pada orang dengan kondisi mendasar atau komorbid yang meningkatkan risiko pembekuan darah. Secara total, 11 peristiwa pembekuan darah dilaporkan. Terakhir, uji klinis vaksin J&J melaporkan tiga kematian pada kelompok vaksin. Namun, para peneliti menyimpulkan bahwa tidak satu pun dari kematian ini terkait dengan vaksin. [nadira]

Tags Terkait

-

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic