ThePhrase.id - Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) telah menambahkan varian virus Covid-19 terbaru ke daftar varian virus corona yang harus diperhatikan. WHO telah menetapkan varian Covid-19 “Mu” atau “B.1.621” sebagai variant of interest (VOI) karena kasus terus muncul di berbagai belahan dunia.
Foto: Ilustrasi Covid-19 (freepik.com Health photo created by freepik)
Varian Mu pertama kali ditemukan di Kolombia pada Januari 2021 lalu. Menurut WHO, varian Mu saat ini sudah ditemukan di 39 negara, termasuk Amerika Serikat dan berbagai negara di Eropa.
Prof. dr. Taruna Ikrar, M.Biomed, Ph.D mengatakan bahwa varian Mu tersebut juga sudah ditemukan di kawasan Asia, yakni di Jepang dan Hong Kong.
"Di Asia dibawa oleh pendatang di Hong Kong. Di Hong Kong break pertama jenis ini ditemukan pada Januari. Sudah (tersebar) di 39 negara untuk virus jenis ini," ujarnya saat diwawancarai thephrase.id, Kamis (9/9).
Prof. dr. Taruna Ikrar. (Foto: facebook/Taruna Ikrar)
Varian Mu Kebal Vaksin?
WHO dalam pernyataan resminya menyatakan bahwa belum ada kepastian apakah vaksin Covid-19 yang ada saat ini bisa mencegah varian Mu. Pimpinan Teknis Covid-19 WHO, Maria Van Kerkhove menyatakan bahwa varian Mu memiliki mutasi yang menunjukkan bahwa varian Mu menunjukkan risiko resistensi terhadap vaksin. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk lebih memahaminya.
Meski demikian, dengan data yang masih sangat minim, vaksinasi tetap menjadi proteksi terbaik untuk mencegah infeksi Covid-19. Dilansir dari The Post, perusahaan pembuat vaksin Covid-19 Pfizer menyatakan bahwa pihaknya sedang mempelajari varian Mu dan akan membagikan hasilnya secepatnya.
Terlepas dari munculnya varian Mu, otoritas WHO menyatakan bahwa varian Delta yang menyebar cepat tetap menjadi jenis virus corona paling mengkhawatirkan. Sejak ditemukan di India pada bulan Oktober, varian Delta telah menyebar dengan cepat setidaknya ke 170 negara. Transmisibilitas tinggi varian Delta membuatnya mampu memilih manusia yang lebih rentan dengan lebih efisien daripada varian sebelumnya.
Penyebaran Varian Mu di Indonesia
Meski sudah tersebar di berbagai negara, Pemerintah belum menemukan kasus Covid-19 dengan Varian Mu di Indonesia. Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan genom sekuensing pada lebih dari 7000 orang di seluruh Indonesia. Hasilnya, belum terdeteksi varian Mu.
Karena sifatnya yang dikatakan resisten terhadap vaksin, Pemerintah pun memutuskan untuk memperketat upaya masuk dari luar negeri ke Indonesia. Pemerintah akan memperkuat skrining pintu masuk negara khususnya bagi para WNI/WNA yang punya riwayat perjalanan ke Ekuador atau Kolombia serta negara-negara yang telah melaporkan adanya varian Mu.
Selain itu, Prof Taruna mengungkapkan bahwa Pemerintah perlu melakukan perluasan vaksinasi Covid-19 dengan cepat. Vaksin sudah terbukti efektif dalam mengurangi severity dan hospitalisasi. Sehingga vaksin tersedia saat ini di Indonesia harus terus digunakan untuk mencapai herd immunity.
Sambil menghabiskan stok vaksin yang telah tersedia, Taruna mengatakan bahwa pemerintah dapat melakukan pengadaan vaksin dengan efikasi tinggi seperti Moderna, Pfizer, Johnson & Johnson, Astrazeneca, dan vaksin lainnya. [nadira]