trending

Fatalitas Tinggi, RI Waspada Virus Marburg

Penulis Nadira Sekar
Apr 06, 2023
Fatalitas Tinggi, RI Waspada Virus Marburg
ThePhrase.id - Virus Marburg yang menyebar di Guinea Ekuatorial, Afrika tengah menjadi perhatian dunia. Pasalnya, tingkat kematian virus tersebut mencapai 88 persen.

Foto: Ilustrasi Virus (freepik.com photo by kjpargeter)


Berdasarkan laporan kasus yang diterima Badan Kesehatan Dunia (WHO), terdapat 9 kematian dan 16 kasus suspek yang dilaporkan di Provinsi Kie Ntem. Dari 8 sampel yang diperiksa, 1 sampel dinyatakan positif virus Marburg. Kejadian Luar Biasa (KLB) di Guinea Ekuatorial yang terjadi diperkirakan telah dimulai sejak 7 Februari 2023.

Kementerian Kesehatan RI telah melakukan penilaian risiko cepat (rapid risk assessment) penyakit virus Marburg pada 20 Februari 2023. Hasilnya didapatkan bahwa kemungkinan adanya importasi kasus virus Marburg di Indonesia adalah rendah.

Meski demikian, Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril mengatakan bahwa pemerintah dan masyarakat tidak boleh lengah terhadap virus tersebut. Pemerintah pun telah mengeluarkan Surat Edaran tentang Kewaspadaan Terhadap Penyakit Virus Marburg.
Tentang Virus Marburg

Marburg atau filovirus merupakan virus yang masuk dalam family virus Ebola. Virus ini menyebar melalui kontak langsung dengan manusia ataupun hewan yang terinfeksi melalui cairan tubuh seperti darah, air liur, dan urin dari orang yang terinfeksi.

Virus ini pertama kali menular lewat kelelawar spesies Rousettus aegyptiacus yang bukan merupakan spesies asli Indonesia dan belum ditemukan di Indonesia, namun Indonesia masuk jalur mobilisasi kelelawar ini.

Menurut WHO, virus ini diketahui masih bisa bertahan dalam sejumlah area tubuh seperti testis dan bagian dalam mata pada beberapa penyintas. Wanita yang terinfeksi virus ini saat hamil juga dapat menyimpan virus di plasenta, cairan ketuban, dan janin, sementara wanita yang terinfeksi saat menyusui dapat menyimpan virus yang bertahan dalam ASI.

Namun, kekambuhan dengan gejala tanpa adanya infeksi ulang pada seseorang yang telah sembuh dari virus Marburg (MVD) termasuk jarang terjadi. WHO merekomendasikan agar penyintas pria didaftarkan dalam program pengujian air mani saat mereka dipulangkan, dalam waktu tiga bulan sejak timbulnya penyakit karena virus dapat bertahan dalam air mani hingga tujuh minggu setelah pemulihan klinis.

Selain itu, semua penyintas Marburg dan pasangan seksualnya harus menerima konseling untuk memastikan praktik seksual yang lebih aman sampai hasil tes air mani mereka dua kali negatif untuk Marburg. Mereka juga harus menjaga kebersihan diri setidaknya selama 12 bulan sejak timbulnya gejala atau sampai tes air mani mereka dua kali terdeteksi negatif untuk virus Marburg.
Gejala dan Cara Pencegahan

Gejala dari penyakit ini mirip dengan penyakit lain seperti malaria, tifus, dan demam berdarah yang banyak ditemukan di Indonesia. Hal ini, menurut dr. Syahril, yang menyebabkan penyakit virus Marburg susah diidentifikasi.

Gejala tersebut berupa demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, mual muntah, diare, dan perdarahan. Penyakit ini juga dapat menyebabkan perdarahan pada hidung, gusi, vagina atau melalui muntah dan feses yang muncul pada hari ke-5 sampai hari ke-7.

Kementerian Kesehatan memberikan beberapa tips untuk mencegah masyarakat terkena penyakit virus Marburg. Salah satunya adalah mengurangi kontak dengan kelelawar yang merupakan reservoir virus tersebut. Jika seseorang harus mengunjungi area habitat kelelawar, maka dapat menggunakan sarung tangan dan alat pelindung lainnya seperti masker.

Masyarakat sebaiknya menunda perjalanan ke wilayah yang saat ini terjadi wabah virus Marburg seperti Guinea Ekuatorial dan Tanzania. Namun, jika perjalanan tidak dapat dihindari, maka perhatikan risiko dan anjuran pemerintah wilayah atau negara tujuan.

Selanjutnya, disarankan untuk mengkonsumsi daging secara matang, terutama saat berada di daerah yang terkena wabah virus tersebut, dan menghindari kontak dengan orang yang dicurigai atau terinfeksi, termasuk cairan tubuhnya.

Masyarakat juga disarankan untuk mencuci tangan secara rutin, terutama ketika mengunjungi orang yang sakit atau setelah menangani orang yang sakit di rumah. [nadira]

Tags Terkait

-

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic