trending

Fenomena Langka, Gurun Sahara di Maroko Alami Banjir Pertama dalam 50 Tahun

Penulis Ashila Syifaa
Oct 15, 2024
Tangkapan gambar kondisi Gurun Sahara yang dilanda banjir oleh seorang turis. (Foto: X/ziggyy34)
Tangkapan gambar kondisi Gurun Sahara yang dilanda banjir oleh seorang turis. (Foto: X/ziggyy34)

ThePhrase.id – Untuk pertama kalinya dalam 50 tahun, Gurun Sahara direndam banjir setelah diguyur hujan lebat yang langka. Gurun yang terletak di sebelah Tenggara Maroko merupakan salah satu tempat paling kering di dunia dan jarang mengalami hujan pada akhir musim panas.

Kejadian hujan lebat yang langka ini meninggalkan laguna-laguna biru di bukit pasir dan di antara pohon-pohon palem di Gurun Sahara. 

Banjir tersebut memberikan kehidupan pada beberapa wilayah terkeringnya dengan lebih banyak air untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade terakhir.

Menurut pemerintah Maroko, pada bulan September lalu, curah hujan selama dua hari melebihi rata-rata tahunan di beberapa daerah yang biasanya menerima kurang dari 250 milimeter (10 inci) per tahun, termasuk Tata, salah satu kota yang paling terdampak. 

Sedangkan di Tagounite, sebuah desa sekitar 450 kilometer (280 mil) di selatan ibu kota, Rabat, lebih dari 100 milimeter (3,9 inci) tercatat dalam periode 24 jam.

Hujan badai tersebut meninggalkan pemandangan yang langka dengan air yang mengalir deras melalui pasir di tengah Gurun Sahara dan flora gurun.

Satelit NASA menunjukan air mengalir dan mengisi Danau Iriqui, sebuah dasar danau  ternama yang terletak di antara kota Zagora dan Tata. Danau tersebut tidak pernah terisi air dan sudah mengering selama 50 tahun.

Para ahli meteorologi menyebut fenomena ini sebagai badai ekstratropis, yang mungkin akan mengubah pola cuaca di wilayah tersebut dalam beberapa bulan mendatang. Hal ini karena udara menahan lebih banyak kelembapan yang menyebabkan lebih banyak penguapan dan menarik banyak badai.

Pasalnya selama enam tahun berturut-turut, Maroko dilanda kekeringan yang menimbulkan tantangan bagi penduduknya, terutama para petani untuk meninggalkan ladang dan desa-desa untuk membatasi penggunaan air. 

Limpahan air hujan akan membantu mengisi air tanah di bawah pasir gurun yang diandalkan oleh penduduk sebagai sumber air. 

Meskipun begitu, banjir dan air deras melalui pasir di gurun memakan lebih dari 20 korban jiwa di Maroko dan Aljazair hingga merusak hasil panen petani. [Syifaa]

Tags Terkait

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic