ThePhrase.id - Festival Budaya Isen Mulang merupakan festival kebudayaan tahunan yang digelar oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dalam rangka menyambut hari jadinya yang jatuh pada tanggal 23 Mei. Kegiatan tahunan ini diselenggarakan untuk terus melestarikan dan menampilkan beragam seni dan budaya Kalimantan Tengah.
Pada tahun 2023 ini, Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) akan digelar dari 22 Mei 2023 hingga 27 Mei 2023. Serangkaian acara akan meramaikan festival ini yang mengundang masyarakat untuk hadir dan merayakan bersama.
Festival ini akan digelar lebih spektakuler karena telah masuk dalam Karisma Event Nusantara (KEN) 2023 oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Penampilan seni budaya Kalimantan Tengah di Festival Budaya Isen Mulang. (Foto: djkn.kemenkeu.go.id)
Pada Festival Budaya Isen Mulang ini akan sangat identik dengan budaya Suku Dayak yang merupakan suku penduduk mayoritas pulau Kalimantan. Namanya “Isen Mulang” pun diambil dari bahasa Dayak Ngaju yang berarti pantang mundur.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kalimantan Tengah Adiah Chandra Sari, mengatakan cara tersebut akan diramaikan dengan berbagai kegiatan yang menarik dan berbeda dari tahun sebelumnya. Mulai dari pertunjukan seni tari yang diikuti oleh 500 hingga 600 penari yang akan dicatat oleh rekor Muri. Kemudian dilengkapi dengan karnaval budaya, lomba-lomba tradisional, Festival Kuliner Nusantara dan masih banyak lagi.
Lomba tradisional lestarikan budaya Suku Dayak
Yang menarik dari festival ini adalah lomba-lomba tradisional yang diselenggarakan merupakan permainan ataupun kegiatan tradisional khas budaya Kalimantan Tengah. Beberapa lomba yang disebutkan salah satunya adalah Lawang Sekepang yang merupakan sebuah atraksi silat. Atraksi ini sering kali diperagakan untuk acara adat sebagai pembuka acara pernikahan atau untuk menyambut tamu.
Pawai budaya di Festival Budaya Isen Mulang. (Foto: palangkaraya.go.id)
Ada juga lomba olaharaga tradisional Manyipet yang berarti menyumpit dan merupakan sebuah permainan rakyat yang berupa membidik anak sumpitan atau panahan (damek) pada sasaran. Manyipet dahulunya digunakan oleh masyarakat suku Dayak untuk berburu binatang di hutan.
Selain itu, tradisi kegiatan sehari-hari suku Dayak juga dijadikan lomba yaitu kegiatan Mangaruhi. Tradisi tersebut merupakan kegiatan mencari ikan dan menangkapnya dengan menggunakan tangan tanpa alat bantuan apapun.
Disbudpar Kalteng, telah menyediakan total hadiah Rp24 juta untuk pemenang setiap permainannya, tak hanya tiga lomba itu saja melainkan ada sekitar 20-an lomba lainnya yang dapat diikuti. [Syifaa]