Thephrase.id - Larangan bagi suporter untuk melakukan tur tandang di BRI Super League 2025-2026 kembali ditegaskan. FIFA menolak permohonan resmi dari I.League yang berharap aturan pembatasan ini bisa dicabut musim depan.
Jawaban itu disampaikan langsung oleh FIFA lewat surat resmi yang diterima I.League pada Selasa, 5 Agustus 2025 malam WIB.
PSSI telah menerapkan larangan awaydays bagi suporter sejak musim 2023-2024 sebagai bagian dari transformasi sepak bola nasional yang diinisiasi FIFA pascatragedi Kanjuruhan. Dua musim berlalu, situasinya masih belum berubah.
Direktur Utama I.League, Ferry Paulus, mengonfirmasi bahwa pihaknya telah mengajukan permohonan pembukaan akses bagi suporter tandang, namun FIFA belum mengizinkan.
Penolakan ini didasarkan pada penilaian FIFA terhadap situasi keamanan dan perilaku suporter selama beberapa pertandingan krusial musim lalu.
"Kami berkomunikasi dengan FIFA. Intinya, FIFA masih melihat sejauh mana upaya yang dilakukan I.League. Untuk hari ini, mereka belum memberikan izin," tegas Ferry.
Ferry menegaskan bahwa I.League tidak tinggal diam. Mereka akan fokus membangun komunikasi dan sinergi dengan kelompok suporter. Edukasi menjadi kunci untuk meyakinkan FIFA bahwa atmosfer sepak bola Indonesia sudah lebih aman dan tertib.
"Kami akan melakukan edukasi dan berinteraksi lebih jauh dengan suporter. Targetnya adalah menunjukkan bahwa kita sudah jauh lebih baik. Kalau sudah tercapai, kami akan ajukan permohonan ulang ke FIFA," sambungnya.
Ia memperkirakan larangan tur tandang masih akan berlaku setidaknya hingga tiga atau empat bulan ke depan, atau sampai putaran pertama kompetisi berakhir. Meski demikian, Ferry menyatakan I.League akan terus melakukan pendekatan agar larangan tersebut bisa dicabut sebelum musim berakhir.
"Saat ini belum diizinkan. Tapi kami tidak menyerah. Mudah-mudahan dalam tiga sampai empat bulan ke depan sudah ada keputusan yang lebih baik," ungkapnya.
Ferry juga membeberkan bahwa sebenarnya pihak kepolisian sudah memberikan sinyal positif. Mabes Polri, menurutnya, telah memberi lampu hijau terhadap potensi kembalinya suporter untuk awaydays, asalkan mendapat restu FIFA.
"Menjelang akhir musim lalu, kami sudah mendapatkan respons positif dari kepolisian. Tapi semuanya menunggu keputusan FIFA. Saat itu kami optimistis," katanya.
Hanya saja, situasi berubah drastis setelah delegasi FIFA menyaksikan langsung laga pamungkas BRI Liga 1 2024-2025 antara Persib Bandung dan Persis Solo di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, pada 24 Mei 2025.
Dalam pertandingan itu, suporter tuan rumah, Bobotoh, menyalakan suar dan memasuki lapangan seusai Persib meraih gelar juara secara beruntun.
"Minggu terakhir kompetisi itu jadi titik balik. Ada flare, ada invasi ke lapangan. Dan yang menyaksikan langsung adalah utusan FIFA," jelas Ferry.
Insiden tersebut tak hanya memengaruhi citra klub, tapi juga berdampak langsung pada keputusan strategis I.League. Salah satunya adalah penggantian laga pembuka musim 2025-2026.
Persib yang semula dijagokan justru dicoret, digantikan oleh laga antara Persebaya Surabaya melawan PSIM Yogyakarta di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jumat 8 Juni 2025.
"Rumput lapangan rusak, flare di mana-mana, bahkan penonton masuk ke dalam lapangan. Itu alasan kenapa Persib tidak kami jadikan pembuka musim ini," ucapnya.
"Kalau hanya flare, mungkin masih bisa dimaklumi. Tapi ini sudah masuk ke lapangan, ganggu pertandingan, ganggu tribune," tandasnya.