Thephrase.id - Kongres tahunan FIFA yang digelar di Paraguay pada Kamis, 15 Mei 2025 berubah menjadi ajang unjuk ketidakpuasan, baik dari kubu Eropa maupun Asia. Dua isu besar memanaskan suasana mulai dari keterlambatan Presiden FIFA, Gianni Infantino dan ketidakjelasan investigasi terhadap sepak bola Israel yang diminta oleh pihak Palestina.
Infantino, yang dijadwalkan hadir pada pukul 10.30 waktu setempat, tiba lebih dari dua jam terlambat. Alasan keterlambatannya karena ia baru saja menyelesaikan perjalanan diplomatik penting bersama Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, di kawasan Timur Tengah.
Infantino menyebut pertemuannya dengan para pemimpin dunia sebagai kesempatan untuk mewakili sepak bola dalam diskusi berskala global yang mencakup isu-isu politik dan ekonomi. Akan tetapi, alasan tersebut tidak diterima begitu saja oleh perwakilan UEFA.
Presiden UEFA, Aleksander Ceferin, memimpin aksi walk-out yang diikuti oleh sejumlah delegasi Eropa, termasuk Ketua Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA), Debbie Hewitt.
Mereka meninggalkan ruangan saat jeda berlangsung sebagai bentuk protes terhadap sikap Infantino yang dinilai mementingkan urusan pribadi di atas kepentingan sepak bola global.
"Kongres FIFA seharusnya menjadi ruang paling penting bagi 211 negara anggota untuk membahas masa depan sepak bola," beber ujar UEFA dalam pernyataan resminya.
"Perubahan jadwal secara tiba-tiba demi kepentingan pribadi sangat disayangkan dan tidak mencerminkan penghormatan terhadap olahraga ini," tegas UEFA.
UEFA menegaskan bahwa seluruh pejabat sepak bola bertugas untuk melayani olahraga ini, dari jalanan hingga podium, dan aksi walk-out dilakukan demi menunjukkan bahwa sepak bola harus tetap menjadi prioritas utama.
Situasi ini diperburuk oleh fakta bahwa sejumlah delegasi dari kawasan CONCACAF, Amerika Utara, Tengah, dan Karibia, juga memutuskan meninggalkan kongres lebih awal.
Sementara itu, ketegangan juga muncul dari kubu Palestina. Pejabat senior sepak bola Palestina, Susan Shalabi, menyuarakan kekecewaannya terhadap lambatnya proses investigasi FIFA atas dugaan pelanggaran oleh federasi sepak bola Israel.
FIFA diketahui membuka dua investigasi pada Oktober tahun lalu, satu terkait tuduhan diskriminasi oleh federasi Israel, dan satu lagi soal legalitas klub-klub dari permukiman ilegal di Tepi Barat yang ikut serta dalam kompetisi nasional Israel.
Shalabi, yang juga menjabat sebagai anggota Komite Eksekutif Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC), meminta FIFA memberikan batas waktu yang jelas.
"Kami tidak ingin menunggu satu tahun lagi. Kami hanya meminta kepastian tanggal kapan investigasi ini akan selesai," ucapnya.
Ia juga menekankan bahwa masalah yang dihadapi Palestina dalam dunia sepak bola terlihat jelas, tak terbantahkan, tapi sayangnya terus diabaikan. Pidatonya selama sembilan menit mendapatkan sambutan hangat dari para delegasi.
FIFA merespons permintaan tersebut dengan menyatakan bahwa investigasi masih berlangsung dan membutuhkan waktu lebih banyak, terutama karena adanya anggota baru di dalam komite yang harus diberi pemahaman atas isu-isu yang kompleks ini.
Sekretaris Jenderal FIFA, Mattias Grafstrom, mengatakan bahwa kedua komite yang menangani kasus ini bekerja secara cermat dan berjanji akan menyelesaikan penyelidikan dengan profesionalisme.