ThePhrase.id – Ganjar Pranowo, merupakan Gubernur Jawa Tengah yang telah menjabat selama dua periode. Berasal dari keluarga sederhana, bagaimana kiprah Ganjar Pranowo dalam dunia politik?
Ganjar Pranowo lahir dari keluarga sederhana pada 28 Oktober 1968 di desa lereng Gunug Lawu, Karanganyar. Ibunya merupakan ibu rumah tangga sedangkan bapaknya merupakan polisi yang sempat ditugaskan dalam Permesta.
Sejak kecil Ganjar menunjukkan jiwa kepemimpinannya dengan selalu terpilih sebagai ketua kelas hingga tergabung dalam kegiatan pramuka atau Dewan Ambalan. Sebagai mahasiswa Fakultas Hukum di UGM, Ganjar juga pernah tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).
Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah (Foto: commonswikimedia)
Ia menyebut bahwa sepanjang menjadi mahasiswa, Ganjar kerap kali berdemo salah satunya mendemo rektor UGM periode 1986-1990, Koesnadi Hardjasoemantri.
Lulus kuliah, Ganjar tetap aktif di GMNI dan merupakan pengagum sosok Bung Karno sehingga ia tergabung sebagai kader PDI. Ganjar bertentangan dengan ayahnya yang merupakan polisi dan kakaknya yang berprofesi sebagai hakim karena mereka dilarang berpolitik dan harus mendukung Golkar.
Ia mulai terjun ke dunia politik pada tahun 2004 dengan mencalonkan diri sebagai DPR-RI namun gagal. Kemudian ia mendapat tugas sebagai pengganti antar waktu untuk menggantikan rekan separtai dalam dapil yang sama yaitu Jakob Tobing yang mendapat tugas sebagai Duta Besar Korea Selatan.
Dalam periode 2004-2009 ini Ganjar ditugaskan dalam Komisi IV. Ia juga pernah ditugaskan sebagai Ketua Panitia Khusus RUU Partai Politik, anggota Badan Legislasi DPR, hingga Ketua Panitia Khusus tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD dalam DPR.
Ia kembali menjadi anggota DPR periode 2009-2014 dan ditugaskan di Komisi II yang menangani masalah hukum. Di tengah masa aktifnya menjadi anggota dewan, Ganjar diusung oleh PDIP dalam Pilgub Jawa Tengah 2013 dengan jargon “Mboten Korupsi Mboten Ngapusi” atau tidak korupsi tidak membohongi.
Ia resmi terpilih sebagai Gubernur Jawa Tengah 2013-2018 dengan perolehan suara mencapai 48,82% dengan wakil Heru Sudjatmoko. Sepanjang masa jabatannya, Ganjar banyak mengeluarkan kebijakan yang dicintai masyarakat Jawa Tengah.
Berbagai kebijakan populisnya antara lain penutupan Jembatan Timbang akibat pungutan liar yang sempat dinilai merugikan keuangan daerah, menjadi pelapor gratifikasi terbanyak tahun 2015, hingga merencanakan program pembentukan desa tangguh bencana.
Ia juga mendapat apresiasi dari Presiden Jokowi hingga ditiru oleh pemerintah daerah lain dalam kebijakan penerapan kredit pembiayaan dari Bank Jawa Tengah untuk UMKM dengan produk KUR Mitra 25 dan Mitra 02.
Mitra 25 dikenakan bunga 7% pertahun sedangkan Mitra 02 sebesar 2%, tanpa agunan dan biaya administrasi yang tercatat sebagai bunga kredit terendah se-Indonesia.
Selain itu, ia juga mengajak seluruh ASN untuk berzakat 2,5% setiap bulannya yang berhasil terkumpul Rp 1,6 miliar tiap bulan. Uang zakat ini digunakan sebagai bantuan bencana, perbaikan RTLH, pendidikan, ponpes, masjid dan berbagai hal lain.
Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah (Foto: instagram/ganjar_pranowo)
Berbagai kebijakan yang diterapkan Ganjar membuat masyarakat Jawa Tengah mengapresiasi kinerjanya dan ia dipercaya kembali sebagai Gubernur Jawa Tengah periode 2018-2023 dengan pasangan Taj Yasin sebagai Wakil Gubernur.
Jelang pemilihan presiden 2024, Ganjar digadang-gadang maju sebagai Capres. Berbagai lembaga survei melaporkan bahwa Ganjar menempati posisi teratas dalam elektabilitas kandidat calon presiden 2024.
Seperti pada survey LSI, Ganjar unggul dengan 31,7%. Dilansir Tempo, Ganjar juga konsisten unggul dalam survei serupa seperti pada survei Indopol ia menempati posisi teratas kandidat calon presiden potensial 2024, survei tahap ketiga DTS juga menempatkan Ganjar Pranowo dalam posisi pertama preferensi masyarakat terhadap capres 2024 dan mengukur elektabilitas capres.
Meski unggul dalam berbagai survei dan digadang-gadang maju dalam pemilihan presiden 2024, peluang Ganjar sebagai capres masih belum dipastikan karena PDIP sebagai partai yang menaungi Ganjar belum menentukan calon yang mereka usung. [fa]