ThePhrase.id – Film SORE karya sutradara Yandy Laurens yang telah tayang di bioskop sejak 10 Juli lalu, berhasil memikat para pencinta film tanah air. Film ini tidak hanya menyuguhkan alur cerita yang menarik, tetapi juga memperhatikan detail-detail artistik yang mencuri perhatian, salah satunya adalah gaun biru ikonik yang dikenakan oleh tokoh Sore, diperankan oleh Sheila Dara. Gaun tersebut bukan sekadar pilihan busana untuk memperkuat estetika visual film, melainkan sebuah karya yang sarat akan makna.
Gaun ini dikenakan oleh Sore sepanjang film. Meski tampak sederhana, gaun tersebut melalui proses pembuatan yang panjang dan mengandung nilai yang mendalam.
Gaun biru tersebut merupakan karya dari brand lokal Sukkha Citta, yang termasuk dalam koleksi Angkasa. Dirancang dengan model tanpa lengan (sleeveless) dan potongan leher V-neck yang tidak terlalu rendah, gaun ini tampil simpel namun tetap anggun. Tambahan detail tali pinggang turut mempertegas siluet tubuh yang ramping.
Tak hanya dari segi desain, bahan yang digunakan pun dipilih dengan penuh pertimbangan. Gaun ini dibuat dari kain ringan berbahan serat eucalyptus, atau dikenal sebagai Tencel, yang membuatnya jatuh dengan anggun dan tampak elegan ketika tertiup angin. Meski sekilas tampak seperti gaun biru biasa, busana ini melewati proses panjang, mulai dari pewarnaan hingga pembuatan motif, yang semuanya mengandung pesan dan filosofi tersendiri.
Warna biru yang digunakan bukan hasil dari pewarna kimia sintetis seperti yang umum digunakan dalam industri tekstil massal. Sukkha Citta memanfaatkan pewarna alami yang berasal dari daun indigo yang difermentasi, sebuah teknik yang dikenal sebagai Indigo Dye. Proses pewarnaan ini menggunakan air mata pegunungan, menghasilkan gradasi warna biru navy tua yang hampir hitam, namun tetap menampilkan kilau khas dari pewarna alami.
Sebagai brand lokal, Sukkha Citta berkomitmen pada prinsip keberlanjutan dan penggunaan teknik yang ramah lingkungan. Tidak hanya itu, mereka juga fokus pada pemberdayaan perempuan dan keluarga di desa-desa di Indonesia.
Selain pewarnaan yang alami, gaun ini juga dihiasi dengan motif unik yang menggambarkan bintang di angkasa. Motif tersebut bukan sembarang motif, melainkan motif bintang indigo yang dibuat dengan teknik batik tulis tradisional. Karena dikerjakan secara manual, setiap motif pada gaun ini bersifat unik dan tidak ada yang sama satu dengan lainnya.
Proses pembuatan satu gaun ini memakan waktu hingga 27 hari, seluruhnya dilakukan secara handmade atau tradisional oleh para perajin batik dari Jawa Tengah, dan kemudian dijahit di Bali.
Gaun ini menjadi simbol keberlanjutan dan pemberdayaan perempuan di pedesaan, sekaligus menyuarakan isu krisis iklim dan lingkungan, nilai-nilai yang selaras dengan pesan yang ingin disampaikan dalam film SORE. [Syifaa]