features

Gelora dan Ummat, 2 Partai Baru yang Mengancam Partai “Induknya”

Penulis Aswan AS
Jan 04, 2023
Gelora dan Ummat, 2 Partai Baru yang Mengancam Partai “Induknya”
ThePhrase.id - Pemilu 2024 akan mengikutsertakan 18 partai politik pasca Partai Ummat dinyatakan lolos setelah melengkapi persyaratan administrasi di Sulawesi Utara dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Partai Ummat dinyatakan memenuhi ketentuan Pasal 173 Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, di mana partai politik peserta pemilu harus lolos verifikasi di seluruh provinsi.

Ketua Umum Partai Ummat Amien Rais-Partai Ummat dinyatakan KPU RI lolos sebagai Parpol yang lolos verifikasi faktual sekaligus menetapkan Partai Ummat sebagai peserta Pemilu 2024. (Foto: Kompas.com)


Sebelumnya, partai besutan Amien Rais ini dinyatakan tidak lolos, namun setelah menggugat ke Bawaslu , Partai Umat dinyatakan lolos dengat syarat melengkapi administrasi di Sulut dan NTT yang masih belum lengkap. Dengan demikian ada 9 partai non parlemen yang ikut berkompetsisi 2024 nanti yakni, PSI, Perindo, PKN, Gelora, PBB, Hanura, Partai Buruh, Partai Garuda dan Partai Ummat. 9 partai ini akan meramaikan kontenstasi pemilu bersama dengan 9 partai parlemen yang ada di Senayan saat ini, yakni PDI-P, Golkar, Gerindra, Nasdem, PKB, Demokrat, PKS, PAN, dan PPP.

Dari 9 partai non parlemen, ada 2 partai yang merupakan “pecahan” dari partai Parlemen, yakni Gelora dan Partai Ummat. Gelora merupakan “pecahan” dari PKS dan Partai Ummat adalah “belahan” Partai Amanat Nasional PAN). Mengapa demikian? Karena pendiri partai itu adalah sosok atau figur yang dulu mendirikan atau membidani lahirnya partai asalnya.

Anis Matta yang sekarang Pendiri dan Ketua Umum Partai Gelora dulunya adalah juga Pendiri dan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Sama seperti Amien Rais yang dulu mendirikan dan Ketua Umum Partai Amanat Nasional, sekarang adalah Pendiri dan Ketua Majelis Syura Partai Ummat. Maka menjadi menarik untuk ditelisik apakah suara PKS dan PAN akan berkurang dengan kehadiran Gelora dan Partai Ummat?

PKS Vs Gelora

Partai Gelora Indonesia. (Foto: Istimewa)


Pada Pemilu 2019 lalu PKS meraih 11.493.663 suara atau 8,21 % dengan kursi di parlemen 50 kursi, lumayan jauh di atas Parlementary Treshold (ambang batas parlemen) 4%. Suara ini diprediksi akan meningkat pada Pemilu 2024. Salah satu faktornya adalah keputusan partai sebagai partai oposisi pemerintah.

Hasil survei Lembaga Kajian Strategis dan Pembangunan (LKSP) yang bekerjasama dengan Center for Indonesian Reform (CIR) pada akhir Juli 2022 menunjukkan PKS sebagai oposisi elektabilitasnya naik dari 7,9 persen menjadi ranking ketiga nasional dengan elektabilitas 8,1 persen. Peneliti Senior LKSP, Muhsinin Fauzi, menjelaskan kenaikan dukungan yang didapat oleh PKS karena publik menganggap PKS adalah partai yang membela kepentingan rakyat. Selain itu faktor Anies Baswedan juga dinilai memberi efek pada kenaikan elektabilitas PKS.

Namun kehadiran Gelora dinilai tidak mengikis banyak suara PKS karena partai ini memiliki kader dan pemilih loyal ditambah lagi dengan faktor oposisi dan efek ekor jas (coattail effect) Anies Baswedan tadi. Gelora sendiri menegaskan tidak akan mengambil ceruk suara PKS pada Pemilu 2024.

“Kami tidak bermaksud untuk merebut ceruk pasar PKS,” ujar Ketua Umum Partai Gelora, Anis Matta ketika disinggung soal ini.

Dengan elektabilitas 3,4 persen pada awal 2022 lalu, sudah menjadi modal awal untuk bisa melewati 4% Parlementry Treshold. Darimana suara itu berasal?

"Terus terang, kami di Partai Gelora itu sudah punya proyeksi-proyeksi. Makanya saya sering bilang sama teman-teman, kita ini sudah tahu cara menang, juga tahu cara curang, gitu. Tapi Insya Allah, kita nggak akan curang, tapi kita tahu siapa yang bisa mencurangi," kata Fahri Hamzah, Wakil Ketua Umum Partai Gelora.

PAN terancam tak lolos PT?

Tangkapan layar saat Amien Rais resmi luncurkan logo Partai Ummat. (Foto: Febrianto Adi Saputro)


Berbeda dengan PKS, PAN sepertinya akan mendapat kompetitor untuk memperebutkan suara di ceruk yang sama. Kehadiran Partai Ummat menjadi ancaman yang bisa menggeser PAN dari Senayan. Dengan perolehan Pemilu 2019 sebanak 9.572.623 atau 6,84 persen dan 44 kursi, PAN harus berusaha maksimal agar angka itu tidak turun.

Hasil survei terbaru Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyebutkan elektabilitas PAN berada di paling bawah di antara partai politik lainnya, yaitu 1,9 persen, jauh di bawah ambang batas parlemen 4 persen.

Pendiri SMRC, Syaiful Mujani mengatakan jika hanya setengah pemilih PAN yang akan memilih partai ini, ada kemungkinan PAN tidak akan lolos ke parlemen pada pemilu mendatang. Ada 31,2 persen pemilih PAN yang masih menunggu yang kemungkinan ditarik oleh partai baru yang didirikan oleh Amin Rais, yakni Partai Ummat.

"Begitu Pak Amin Rais tidak ada di situ, dan karena mereka loyal pada Pak Amin Rais, maka mereka akan hijrah juga," kata Saiful.

Indikator Politik juga menemukan elektabilitas PAN di 2%, dan jika angka itu bertahan hingga 2024, maka PAN akan segeral hengkang dari Senayan.

Sementara Partai Ummat sendiri belum terlalu kelihatan perfomanya karena sebagai partai baru dan perlu upaya keras agar bisa mendulang suara di 2024 apalagi untuk mendapat perolehan di atas 4%. (Aswan AS)

Tags Terkait

-

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic