ThePhrase.id - Gel Manicure telah menjadi salah satu inovasi kuku yang paling populer dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan, tak sedikit salon yang hanya menawarkan gel manicure saja.
Berbeda dengan manicure biasa, manicure gel memberikan hasil yang berkilau dan tahan lama selama lebih dari 10 hari berkat penggunaan formula gel khusus. Yang membedakan gel manicure dari manicure tradisional adalah penggunaan cat khusus yang hanya dapat mengering di bawah cahaya UV atau LED. Namun, baru-baru ini timbul kekhawatiran tentang keamanan gel manicure, yang menimbulkan keraguan mengenai risikonya terhadap kesehatan.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature menunjukkan adanya hubungan antara perangkat pengering cahaya UV yang digunakan dalam gel manicure dengan kanker kulit. Proses pengeringan, yang melibatkan paparan cahaya UVA untuk mengeraskan dan menjadikan cat kuku tahan lama, terbukti menyebabkan kerusakan DNA dan mutasi.
"Apa yang kita ketahui adalah bahwa paparan kumulatif terhadap radiasi UV sepanjang hidup merupakan faktor risiko terbesar untuk kanker kulit non-melanoma," kata Ashley Wysong, MD, profesor dan ketua departemen dermatologi di University of Nebraska Medical Center dilansir dari health.com.
Namun, perlu dicatat bahwa masih terdapat perdebatan mengenai sejauh mana risiko ini dan apakah cahaya pengeringan secara signifikan berkontribusi terhadap risiko kanker kulit. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan bahaya potensialnya. Selain itu, penggunaan lampu UV tidak berlangsung lama dalam proses pembuatan gel manicure, hanya beberapa menit setiap tangannya.
Gel manicure juga memiliki potensi untuk menyebabkan kerusakan pada kuku. Tanda-tanda umum kerusakan kuku akibat gel manicure meliputi melemahnya pangkal kuku dan terjadinya pemisahan lempeng kuku. Melansir thezoereport.com, sebagian besar kerusakan yang terkait dengan kuku biasanya bukan disebabkan oleh gelnya sendiri. Namun, ini disebabkan oleh proses penghapusan gel, yang umumnya melibatkan perendaman kuku dalam aseton.
Dermatolog Dana Stern menjelaskan bahwa aseton dapat menyebabkan kekeringan pada kuku dan kutikula, sehingga membuatnya lebih rentan terhadap kerapuhan, pengelupasan, dan kerusakan. Dia juga menjelaskan bahwa kerusakan dapat terjadi akibat metode pengangkatan mekanik yang agresif, seperti mengikis, mengelupas sendiri, atau menggunakan alat elektrik yang dapat menipiskan lempeng kuku. Selain itu, merobek, mencabut, atau mengelupas kuteks gel dari kuku juga dapat berdampak negatif pada kesehatan kuku.
Jika kamu ingin menghindari penggunaan lampu pengering kuku UV, ada kabar baik! Terdapat banyak alternatif di luar sana. Tentu saja, setiap alternatif memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Berikut adalah beberapa pilihan yang tersedia:
Meskipun terdapat beberapa alternatif lain, tidak ada yang bisa menggantikan ketahanan gel manicure yang mungkin menjadikan opsi ini paling cocok. Jika kamu tidak mau berpisah, berikut beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memastikan prosesnya aman.
[nadira]