ThePhrase.id – Geopark Kebumen dan Geopark Meratus resmi ditetapkan sebagai UNESCO Global Geoparks. Penetapan ini menjadikan kedua geopark tersebut sebagai bagian dari 18 geopark baru yang masuk dalam jaringan geopark global UNESCO tahun ini, bersama wilayah dari berbagai negara lainnya seperti Brasil, Tiongkok, Prancis, Iran, Italia, Jepang, Malaysia, Norwegia, Korea Selatan, Thailand, dan Vietnam.
Dengan pengakuan ini, Indonesia kini memiliki sembilan geopark yang masuk dalam daftar UNESCO Global Geoparks. Sebelumnya, Indonesia telah memiliki Geopark Batur, Ciletuh, Gunung Sewu, Rinjani, Kaldera Toba, Belitung, dan Ijen.
Penambahan Geopark Kebumen dan Geopark Meratus semakin memperkuat posisi Indonesia di kancah geopark dunia dan mencerminkan komitmen dalam pelestarian lingkungan serta pengembangan kawasan berbasis masyarakat.
Geopark Kebumen, yang mencakup 12 kecamatan di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, memiliki keunikan geologi seperti endapan laut purba, fosil, dan lanskap karst Gombong Selatan yang sudah berusia jutaan tahun.
Kawasan ini juga dikenal dengan warisan budaya serta keanekaragaman hayati yang menjadi bagian penting dari ekosistem lokal. Tak hanya sebagai objek wisata, kawasan ini juga menjadi sarana edukasi geologi dan konservasi lingkungan.
Sementara itu, Geopark Meratus yang berada di Kalimantan Selatan mencakup kawasan Pegunungan Meratus yang merupakan pegunungan tua dengan formasi geologi berumur lebih dari 200 juta tahun. Geopark ini juga menjadi habitat flora dan fauna endemik serta rumah bagi masyarakat adat Dayak Meratus yang menjaga kelestarian lingkungan melalui kearifan lokal seperti sistem ladang berpindah yang berkelanjutan.
Menteri Luar Negeri RI Sugiono menyampaikan apresiasi atas pencapaian ini dan menegaskan bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari kerja keras lintas kementerian, pemerintah daerah, akademisi, serta masyarakat setempat.
Dalam unggahan di akun Instagram resmi Kementerian Luar Negeri, Sugiono menyebut bahwa pengakuan ini membuktikan peran aktif Indonesia dalam mendorong pelestarian bumi melalui pendekatan berbasis masyarakat dan pembangunan berkelanjutan.
Pengakuan UNESCO ini diharapkan dapat meningkatkan daya tarik wisata dan memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat sekitar melalui pengembangan pariwisata yang berwawasan lingkungan. Selain itu, status global ini membuka peluang kerja sama internasional dalam bidang riset, pendidikan, dan konservasi.
Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk terus mengembangkan geopark-geopark lainnya agar semakin banyak kawasan yang memperoleh pengakuan dunia. Langkah ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) dan strategi nasional dalam menjaga keseimbangan antara pelestarian alam dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. [Syifaa]