ThePhrase.id – Pianis muda asal Inggris keturunan Indonesia, George Harliono baru saja menggelar konser perdana bertajuk An Afternoon with George Harliono pada 11 Juni 2023 di Gedung Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki.
Konser perdananya ini mendapat sambutan yang luar biasa hingga ia menggelar konser keduanya di Jakarta pada 14 Juni di Balai Resital Kertanegara dengan tiket yang sold out berkat antusiasme penggemar.
“Konser ini sangat istimewa bagi saya, untuk bisa tampil di kota di mana keluarga saya berasal. Rasanya seperti tampil di kampung halaman," ungkap George, dilansir Elle Indonesia.
(Foto: georgeharliono.net)
Bagaimanakah sepak terjang pianis muda dengan bakat yang luar biasa ini?
George Harliono lahir pada 29 Juli 2001 di London, Inggris. Sejak usia dini, George telah menunjukkan minatnya yang besar dalam dunia musik dan mulai memainkan piano sejak usia lima tahun.
Pria berdarah Inggris-Indonesia ini mulai belajar piano dari piano tua seharga £100 atau sekitar Rp1,8 juta yang memiliki suara kurang merdu. Namun, hal ini tidak menghentikan semangatnya belajar piano, hingga orang tuanya menyewa guru piano untuk mengajarinya bermain piano yang makin menambah minatnya pada piano.
Sejak belia, George berhasil menerima pengakuan dari berbagai kompetisi piano ternama dunia. Salah satunya adalah saat George memenangkan posisi pertama dalam kategori pianis di bawah 15 tahun pada kompetisi musik internasional Lagny-sur-Marne di Prancis. Prestasi ini membuatnya menjadi salah satu pianis muda yang paling menjanjikan di Inggris.
Selain dari bakat alaminya, kemampuan pianonya yang luar biasa juga berasal dari kerja kerasnya untuk belajar piano. Ia belajar di Royal College of Music Junior Department di London dan melanjutkan studinya di Moscow Central Music School di Rusia, salah satu institusi pendidikan musik paling terkemuka di dunia
George belajar di bawah guru-guru terbaik seperti Professor Pascal Nemirovski yang merupakan International Chair in Piano di Royal Birmingham Conservatoire. Ia juga belajar piano dari Dmitri Bashkirov, Vladimir Ashkenazy, Vladimir Ovchinnikov, Simon Lepper dan guru-guru hebat lain.
Tak hanya itu, George bekerja sama dengan Alexander Sladkovsky, konduktor yang menaruh minat pribadi pada perkembangan George sebagai seniman.
(Foto: instagram.com/georgeharliono)
Sejak usia 9 tahun, George sering diundang tampil dalam resital solo hingga banyak mendapatkan undangan resital di berbagai tempat di Inggris, Amerika Serikat, Eropa, dan Asia.
Keberhasilan George Harliono terus berlanjut seiring berjalannya waktu. George telah meraih berbagai penghargaan dalam kompetisi di seluruh dunia, termasuk The Grand Piano Competition di Moskow, Sendai International Music Competition, Royal Overseas League Music Competition di London, Gina Bachauer Piano Competition di Utah, Concourse International de Lagny-sur-Marne, dan Dinu Lipatti Piano Competition di Bucharest.
Ia juga tampil di berbagai konser dan festival di seluruh dunia, termasuk penampilan solonya dengan orkestra terkemuka. Pada tahun 2018, Harliono tampil perdana di Royal Albert Hall di London bersama Royal Philharmonic Orchestra dalam konser tahunan Young Artists' Summer Performance.
Di tahun yang sama George terpilih meraih penghargaan Sound of Classical Poll dari Classic BRIT Awards di London, penghargaan ini mempromosikan artis pendatang baru terbaik dalam musik klasik.
(Foto: instagram.com/georgeharliono)
George juga menjadi salah satu yang termuda yang diundang untuk berpartisipasi pada kompetisi International Tchaikovsky di Moscow di tahun 2019.
Tak hanya dari bakat pianonya yang luar biasa dan prestasinya saja, George Harliono juga dikenal sebagai pianis yang berani menjelajahi berbagai genre musik. Selain memainkan karya-karya klasik dari komposer seperti Beethoven, Chopin, dan Liszt, ia juga kerap memainkan adaptasi piano dari musik populer modern.
Hal ini membuatnya makin mudah dikenal dan popularitasnya makin melebar ke berbagai kelompok pendengar.
Melalui musiknya, George terus menunjukkan potensi yang tak terbatas dan berkontribusi pada dunia musik. Usianya yang muda membuatnya berpotensi meraih lebih banyak pencapaian brilian di masa depan. [fa]