features

Gibran Tidak Mau Jadi Cadangan

Penulis Aswandi AS
Nov 13, 2024
Presiden RI, Prabowo Subianto (kiri) dan Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka (kanan). (Foto: Instagram/gibran_rakabuming)
Presiden RI, Prabowo Subianto (kiri) dan Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka (kanan). (Foto: Instagram/gibran_rakabuming)

ThePhrase.id - Tiga hari sepeninggal  Presiden Prabowo Subianto ke luar negeri, Gibran Rakabuming Raka  membuat gebrakan dengan membuka layanan aduan “Lapor Mas Wapres”.  Sebuah gebrakan baru Gibran untuk menunjukkan ke publik bahwa dirinya bukan ban serep atau wakil presiden pajangan, sebagaimana anggapan banyak orang yang menyebutnya hanya bisa untuk membuka acara atau peresmian.

Dr. Selamat Ginting, misalnya menilai Gibran hanya cocok  untuk tugas pembukaan acara dan peresmian saja.  Pengamat Politik Universita Nasional Jakarta itu,  menyebut ada lima tugas strategis seorang Gibran di pemerintahan yakni menggunting pita, memukul gong,  memecahkan kendi,  melepas burung dan melepas balon ke udara.

“Tugas itu melihat pada kapasitas, kapabilitas, intelektualitas,  moralitas  dan isi kantong tas yang ada pada seorang Gibran,”  kata Selamat Ginting dalam Abraham Samad Speak Up, 15 Oktober 2024.

Dengan melihat kapasitasn, kapabilitas dan moralias seorang Gibran, lantas apa tujuannya membuat  program layanan aduan Lapor Mas Wapres itu? apakah itu sunguh-sungguh menjadi channel atau saluran bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi dan mengadu masalahnya?  Atau sekadar gimmick agar Gibran tetap eksis dalam perbincangan media?  

Nah, untuk menguji dua pertanyaan itu, cukup  dengan melihat pada keseriusan dan kontinuitas atau seberapa lama program  ini akan bertahan.  Jika berlangsung lama dengan kualitas layanan yang makin meningkat,  maka “Lapor Mas Wapres”  adalah  program serius  yang dibuat untuk menjawab masalah yang ada di lapangan khususnya yang terkait dengan komunikasi publik.  

"Ini soal konsisten, jangan sampai program ini hanya hype di awal saja setelahnya tidak dilanjutkan," kata Analis komunikasi politik Hendri Satrio,  dalam keterangan persnya di Jakarta, Selasa, 12 November 2024.

Gibran Tidak Mau Jadi Cadangan
Poster “Lapor Mas Wapres”. (Foto: Instagram/gibran_rakabuming)

Sebaliknya, jika  kualititasnya makin  menurun dan hanya seumur jagung, maka ini hanya gimmick  yang disetting  agar Gibran menjadi berita di media  regular dan viral di media sosial.    Sasarannya adalah publik yang unwell educated  atau yang mengidap media illetrate atau buta media.  Dan benar saja, banyak netizen mengeluhkan tidak bisa mengirimkan aduan lewat nomor kontak layanan tersebut.    

Koordinator Urban Poor Consortium (UPC)  Gun Gun Muhammad menilai program ‘Lapor Mas Wapres’ yang digagas Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka hanyalah sebatas pencitraan dan politisasi.

“Kalau memang benar Gibran mau menyerap lebih banyak masalah masyarakat pengaduan lalu kemudian memang betul-betul ingin menyelesaikan harusnya cara bekerja adalah secara sistem,” ujar Gun Gun, dalam  dialog Sapa Indonesia Kompas TV, Selasa (12/11/2024).

Namun ternyata Gibran tidak menjalankan program itu secara sistem, karena terkendala dengan kapasitas, kapabilitas dan moralitasnya.  Sebab bekerja secara sistem itu melibatkan banyak orang dan sumber daya serta  perlu proses panjang untuk bisa  melihat hasilnya.  Sementara Gibran menginginkan proses instant  yang bisa dilihat orang  jika dia sedang bekerja.  Maka pilihannya adalah  membuat kegiatan seperti blusukan dengan bagi-bagi sembako atau program  seperti Lapor Mas Wapres itu.  Dengan begitu Gibran menunjukkan dirinya, bukan seperti wakil presiden di era bapaknya dulu yang banyak duduk di bangku cadangan, tetapi seorang pemain yang banyak memegang bola meskipun bolanya itu buatan sendiri dan main di luar lapangan.

Pengamat Komunikasi Politik  Universitas  Pelita Harapan,  Emrus Sihombing  mengaku pesimis dengan cara seperti itu akan menyelesaikan masalah masyarakat.  Justru menurutnya cara  bermain Gibran itu akan mengganggu hubungan presiden dan wakil presiden.

“Selaku wakil presiden, apakah Mas Gibran punya kuasa bisa mendeteksi itu (laporan) di lapangan, kecuali pak Prabowo memberikan mandat ke Mas Gibran. Sehingga menteri-menteri bisa menerima perintah dan merespon pelayanan itu dengan baik di setiap kementerian. Jika tidak, maka ini justru yang bisa menggangu hubungan dengan Prabowo,“ kata Emrus Selasa (12/11/2024).

Prabowo tahu

Gibran Tidak Mau Jadi Cadangan
Presiden RI, Prabowo Subianto saat memimpin rapat melalui video conference bersama para menteri, Selasa (12/11/24). (Foto: Instagram/prabowo)

Apakah Presiden Prabowo tidak tahu kebiasaan Gibran yang sering bermain di luar sistem ini? Atau tahu tapi tidak mampu menertibkan wakilnya yang belum cukup umur itu?

Pesan Prabowo sebelum berangkat ke luar negeri 8 November  lalu, jelas menunjukkan Prabowo tahu dengan cara bermain Gibran itu.  Dalam diktum 2  Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 2024 tentang Penugasan Wakil Presiden Melaksanakan Tugas Presiden selama di luar negeri  menyebutkan  “Apabila dalam jangka waktu penugasan tersebut, perlu segera ditetapkan suatu kebijakan baru maka Wakil Presiden sebagai pelaksana tugas Presiden wajib terlebih dahulu berkonsultasi dan meminta persetujuan Presiden”.

Dari diktum itu, Gibran diberi tugas hanya menjalankan tugas sehari-hari  tetapi tidak untuk hal-hal yang strategis atau membuat kebijakan.   Sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, Presiden Prabowo tidak mau ada kebijakan atau keputusan di luar pengetahuannya.  Apalagi keputusan yang muncul dari seorang yang tak memiliki kapasitas dan tidak kapabel dengan moralitas yang banyak dipertanyakan publik.  Karena bisa saja, kelemahan itu akan dimanfaatkan oleh kekuatan di luar negara untuk tujuan tertentu.  Karena yang bisa bermain itu bukan wayang  tapi dalangnya.

Kepada para menteri pun Prabowo berpesan agat tidak ragu menelepon dirinya selama dia di luar negeri, dengan memanfaatkan teknologi video conference.

“Jadi hal-hal yang saya anggap penting kita bisa laksanakan suatu pertemuan melalui video conference.  Dan saya juga menyampaikan kepada saudara-saudara, jangan ragu-ragu (untuk menelepon) kalau ada masalah apa pun," kata Prabowo saat membuka sidang kabinet paripurna di Istana, Jakarta, Rabu (6/11/2024).

Pesan ini menyiratkan, meskipun ada pelaksana tugas presiden, namun para menteri diminta langsung untuk menyampaikan ke presiden jika ada masalah. Artinya Prabowo tahu jika wakilnya itu bukan tempat yang tepat untuk membicarakan masalah-masalah yang dihadapi para menterinya.

Prabowo biarkan Gibran

Lantas  mengapa Prabowo membiarkan Gibran dengan segala sepak terjangnya yang sering membuat permainan sendiri ?

Mantan Sekeretaris Kementarian BUMN, Said Didu menyebut Prabowo sekarang sedang membutuhkan bantuan agar bisa menjadi diri sendiri dan lepas dari bayang-bayang Jokowi.  Said menduga terjadi pertarungan antara Prabowo dan oligarki yang tak mau kehilangan pengaruh di istana dengan membuat figur sebagai boneka.

“Yang terjadi di Istana sekarang adalah rakyat mengharap kepada Prabowo, dan oligarki mengharap kepada bukan Prabowo,” ujar Said  dalam channel Youtube Bambang Widjojanto, 11 November 2024.

Karena itu, Said meminta rakyat dapat mendukung Prabowo untuk menjadi dirinya sendiri dan membawa Indonesia seperti cita-cita yang digagas dalam banyak bukunya. (Aswan AS)

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic