ThePhrase.id - Di tengah keraguan banyak pihak tentang kemungkinan dirinya lolos menjadi calon wakil presiden, Gibran melesat hampir tanpa hambatan. Seperti seorang putra mahkota kerajaan, sang ayah akan mengerahkan semua bawahannya untuk menjaga dan mengantar putranya sampai ke singgasana. Syarat batas usia bisa dilewati karena ada peran Sang Paman yang menjabat sebagai Ketua MK (Mahkamah Konstitusi) meloloskan dengan menerima gugatan dari seorang anak muda yang disebut sebagai pengagum Gibran Rakabuming Raka.
Seorang Gibran yang disebut politisi senior Panda Nababan sebagai anak ingusan itu mampu menyingkirkan politisi kawakan, menteri negara, pengusaha dan ahli hukum tata negara untuk merebut kursi calon wakil presiden. Kritikan dari akademisi, ahli hukum, politisi senior, para pengamat dan pegiat demokrasi hanya menjadi gonggongan anjing yang tak mengalangi kafilah untuk berlalu.
Selasa, 14 November bersama pasangannya Prabowo Subianto, Gibran sudah mengantongi nomor urut 2 yang akan digunakan dalam surat suara Pilpres 2024. Tinggal 2 langkah lagi Gibran akan menjadi wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto calon presiden yang sarat pengalaman karena sudah berkall- kali menguji peruntungan dan mencari garis tangan untuk menjadi orang nomor satu di negeri ini.
Pemilu 2024 ini sepertinya akan menjadi peluang terakhir bagi Prabowo sekaligus menjadi kesempatan pertama bagi Gibran untuk menguji apakah mereka memiliki garis tangan dengan menjadi pasangan? Karena Prabowo Subianto sudah berkkali-kali gonta ganti pasangan namun garis tangan itu belum juga ditemukan.
Dengan rekam jejak yang sudah beberapa kali mengalami kekalahan, pertanyaan kemudian adalah seberapa besar keyakinan Prabowo Subianto untuk memenangkan pemilihan dengan memilih Gibran sebagai pasangan? Karena beredar isu, jika Prabowo masih meragukan Gibran akan mendongkrak elektabilitas pasangan. Pengumuman Gibran sebagai cawapres sempat ditunda karena Prabowo menunggu reaksi public terhadap putra sulung Jokowi itu. Apalagi selama ini, Gibran tidak pernah terpantau dalam teropong lembaga survei sebagai seorang calon wakil presiden.
Saat mengumukan hasil surveinya, Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya menilai, sosok calon wakil presiden Gibran Rakabuming Raka justru menjadi beban bagi Prabowo Subianto. Hal ini terlihat dari elektabilitas Prabowo yang justru turun setelah mengumumkan Gibran sebagai cawapres yang akan mendampinginya pada Pemilihan Presiden 2024.
"Kita bisa lihat atau berspekulasi dan membuat hipotesa bahwa masuknya nama Mas Gibran sebagai cawapres malah menjadi liabilities, bukan menjadi aset," kata Yunarto dalam konferensi pers, Senin (6/11/2023).
Yunarto menuturkan, berdasarkan survei pada 13-17 Oktober 2023, elektabilitas Prabowo unggul dibandingkan Ganjar Pranowo secara head to head dengan selisih 9,8 persen, yakni 49,4 persen berbanding 39,6 persen. Namun, elektabilitas Prabowo justru turun menjadi 44,4 persen berdasarkan survei periode 26-31 Oktober 2023, usai Gibran diumumkan sebagai cawapres.
Meskipun banyak yang mengingatkan tentang sentimen negatif publik terhadap lolosnya Gibran sebagai cawapres namun itu tak menyurutkan tekad Prabowo Subianto untuk menggandeng Gibran sebagai pendampingnya. Prabowo lebih meyakini Jokowi effect atau pengaruh jokowi akan menentukannya sebagai pemenang dalam pemilihan presiden mendatang. Sehingga dia rela melepaskan Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PKB yang memiliki basis massa tradisional yang kuat dari kalangan Nahdliyin. Prabowo juga menampik Erick Thohir, Menteri BUMN yang disodorkan oleh Partai Amanat Nasional, juga mengabaikan Airlangga Hartarto, seorang ketua umum partai Golkar partai besar yang sudah teruji dalam banyak situasi.
Keyakinan Prabowo terhadap efek Jokowi ini akan menghadapi ujian berat pada 2 tahapan pemilu berikutnya, masa kampanye dan hari pencoblosan. Dua tahapan ini akan sangat menentukan karena penggujinya adalah rakyat yang bisa dilihat pada jumlah massa dan angka-angka di papan skor penghitungan suara.
Harus diingat bahwa kemenangan Jokowi di dua pemilu sebelumnya didukung oleh kekuatan politik yang sekarang sudah memiliki capres-cawapres sendiri. PDI Perjuangan misalnya, partai pendukung dan pengusung utama Jokowi dan anak menantunya, sudah tidak lagi mendukungnya. Dan hampir dipastikan pemilih dan simpatisan PDI Perjuangan pun akan kembali ke kandang jika petang sudah menjelang.
Demikian juga pendukung utama Jokowi seperti Deny Siregar Cs yang membelanya di media sosial dan flatform digital selama ini, sudah menyatakan keluar bahkan ada yang balik menyerang dan mengecam keras Jokowi. Aksi balik kanan yang diikuti oleh pendukung dari kalangan sastrawan dan seniman seperti Gunawan Muhammad dan Butet Kartarejasa.
Kritikan terhadap Jokowi yang mematikan demokrasi dari berbagai pihak di dalam dan luar negeri yang semakin kencang sedikit banyak akan berpengaruh pada pasangan capres-cawapres yang didukungnya.
Gibran yang maju sebagai cawapres saat ini disebut Majalah Tempo sebagai anak haram konstitusi karena lahir dari proses di luar aturan. Dia maju ke gelanggang karena aksi bapak dan pamannya yang mengakali aturan. Manutnya Prabowo terhadap keinginan Jokowi, tulis Tempo membuktikan jika Prabowo bukan seorang negarawan tetapi pemburu kekuasaan.
“Jokowi mengangkat tentara dan polisi loyalisnya di posisi-posisi strategis untuk memobilisasi suara. Ia mengganti mayoritas kepala daerah dengan penjabat sementara melalui mekanisme pelaksana tugas menunggu pemilihan kepal daerah serentak November tahun depan. Tentara, polisi dan birokrasi adalah senjata ampuh menggiring massa dan opini publik untuk memilih anaknya” tulis Tempo 12 November 2023.
Demikian sejumlah media asing seperti majalah Time (AS), Aljazeera (Qatar), The Strait Times (Malaysia) Handesblat (Jerman) dan lain-lain mengulas tentang politik dinasti Jokowi yang akan mematikan demokrasi di Indonesia.
Apakah keyakinan Prabowo terhadap efek Jokowi akan mengguratkan garis tangannya untuk memenangkan pemilihan? Kita lihat saja, karena siasat, trik dan kiat memang domain kita sebagai manusia untuk melakukannya. Namun, jangan lupa ada satu Dzat di atas manusia yang memiliki kekuatan Maha Kuasa yang punya aturan sendiri untuk menentukan siapa yang dikehendakiNya. Wallahu ‘alam. (Aswan AS)