
Ilustrasi pengaruh koneksi gut-brain dengan kesehatan. (Foto: freepik.com)
ThePhrase.id - Apakah kamu pernah merasakan "firasat" saat memikirkan peristiwa yang menyenangkan hingga terasa di perut? Itu adalah tanda adanya hubungan antara otak dan usus, ketika otak berkomunikasi dengan perut dan sebaliknya. Hubungan ini dikenal sebagai gut-brain connection atau gut-brain axis, yang berarti sumbu komunikasi antara pencernaan (gut) dan otak (brain).
Di mana koneksi tersebut dapat mempengaruhi pengambilan keputusan dalam sehari-hari, yang sejalan dengan istilah going with your gut atau mengikuti intuisi.
Lalu mengapa hal ini dapat terjadi?
Gut-brain axis merupakan komunikasi yang terjadi melalu ifisik dan kimia yang melibatkan saraf, hormon, dan sistem imun, memungkinkan otak dan saluran pencernaan saling mempengaruhi satu sama lain.
Sistem tersebut bekerja melalui beberapa mekanisme, antara lain:
- Sistem saraf enterik di saluran pencernaan yang terhubung dengan otak melalui saraf vagus, yang bertugas mengirimkan sinyal antara usus dan otak secara langsung.
- Neurotransmiter, seperti serotonin dan gamma-aminobutyric acid (GABA), yang sebagian besar diproduksi di usus serta oleh mikrobiota usus, berperan dalam mengatur mood, perasaan, dan fungsi biologis tubuh lainnya.
- Aksis hipotalamus-pituitari-adrenal (HPA axis), yang berperan dalam respon stres dan mengatur komunikasi antara otak dan sistem pencernaan melalui hormon seperti kortisol.
- Mikrobiota usus yang mempengaruhi otak dengan menghasilkan molekul neuroaktif dan metabolit yang dapat mengubah fungsi otak dan sistem saraf pusat, serta memodulasi sistem imun.
Bukan sekadar komunikasi di dalam tubuh, gut-brain connection juga memiliki hubungan yang penting untuk kesehatan secara keseluruhan. Hubungan tersebut tak hanya mempengaruhi kesehatan pencernaan saja tetapi juga keadaan mental seseorang, hal ini karena gangguan pada gut-brain axis dapat menimbulkan gangguan pencernaan, stres, kecemasaan, hingga penyakit neuropsikiatri.
Sehingga, koneksi antara pencernaan dan otak cukup penting dan saling memengaruhi satu sama lain. Beberapa pengaruh utamanya adalah:
- Kesehatan pencernaan memengaruhi fungsi otak, terutama dalam proses penyerapan nutrisi yang diperlukan otak untuk tumbuh dan berfungsi optimal. Pencernaan yang sehat membantu otak mendapatkan nutrisi secara maksimal sehingga mendukung perkembangan fisik dan kemampuan kognitif, seperti belajar dan berpikir.
- Produksi neurotransmiter di usus memengaruhi mood dan suasana hati. Usus menghasilkan sebagian besar serotonin (hormon yang memengaruhi perasaan bahagia) dan neurotransmiter lain seperti GABA yang mengatur kecemasan. Jadi, kondisi usus yang sehat berdampak pada keseimbangan emosi dan kesehatan mental.
- Komunikasi dua arah melalui saraf vagus memungkinkan otak dan usus saling bertukar informasi. Misalnya, stres pada otak dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti mual atau sakit perut, dan sebaliknya gangguan pencernaan dapat memicu perubahan mood, kecemasan, atau stres.
- Pengaruh pada sistem imun dan peradangan, pencernaan yang sehat membantu mengurangi peradangan tubuh yang berdampak positif pada fungsi otak dan kesehatan mental secara umum.
- Gangguan pada salah satu sistem bisa memengaruhi yang lainnya, misalnya gangguan pencernaan dapat memperburuk kondisi mental seperti depresi atau kecemasan, sementara gangguan mental juga dapat menyebabkan masalah pencernaan
Meski otak merupakan pusat utama dalam pengambilan keputusan, pencernaan juga turut berperan dalam proses tersebut, serta memengaruhi kesehatan mental dan perubahan mood sehari-hari, karena adanya hubungan dan koneksi yang erat antara keduanya. [Syifaa]