ThePhrase.id - Otorita Ibu Kota Nusantara (Otorita IKN) bekerja sama dengan Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur siap menghadapi ancaman kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Pernyataan ini disampaikan oleh Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita IKN, Myrna A. Safitri, dalam apel persiapan untuk pengendalian Karhutla di Titik Nol Nusantara pada Sabtu (27/5/2023).
“Tahun ini kesiapsiagaan dan kehati-hatian perlu kita tingkatkan terkait dengan kemungkinan ancaman el nino. Karena itu kami memandang penting untuk kita bertemu pada hari ini,” ujar Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam OIKN Myrna A. Safitri dilansir ANTARA, Jumat, 26 Mei.
Myrna menjelaskan bahwa Otorita IKN telah merumuskan langkah-langkah strategis bersama berbagai pemangku kepentingan terkait untuk mengantisipasi ancaman El Nino, bahkan sejak Februari 2023.
Saat ini, ada tiga lokasi yang menjadi perhatian Otorita IKN. Pertama, di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) di mana pembangunan infrastruktur sedang berlangsung. Kedua, di Taman Hutan Raya Bukit Soeharto, dan ketiga, di area di luar dua wilayah tersebut yang dikenal sebagai area rawan terbakar atau daerah yang sering mengalami kebakaran sebelumnya.
“Kami sangat menyadari bahwa para pihak yang di Kalimantan Timur sudah menunjukkan upaya-upaya kesiapsiagaan tersebut, baik dari dinas, OPD yang lain, BPBD, TNI, POLRI, upaya-upaya itu terus ditingkatkan. Di dalam lokakarya ini kami mohon kesediaan ibu dan bapak untuk mengaitkan upaya pengendalian karhutla di wilayah IKN pada strategi besar pengendalian besar di Kalimantan Timur,” kata Myrna.
Dalam kesempatan tersebut, Kedeputian Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita IKN juga mengundang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Pemerintah Daerah Lingkup Provinsi Kalimantan Timur, Masyarakat Peduli Api Kalimantan Timur, TNI, Polri, PT. ITCI, dan tim Asian Development Bank yang mendukung Otorita IKN untuk memperkuat sinergi dan koordinasi.
Meskipun dua tahun terakhir terjadi sedikit kasus kebakaran hutan, Otorita Ibu Kota Nusantara dan pihak-pihak terkait tetap akan terus melakukan langkah-langkah pencegahan, terutama untuk mengantisipasi kemungkinan kemarau yang panjang.
Ada empat strategi yang akan dilakukan untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan. Pertama, menentukan lokasi. Kedua, melakukan koordinasi perencanaan tahunan secara bersama-sama. Ketiga, melakukan koordinasi dalam implementasi tindakan pencegahan dan penanggulangan. Terakhir, melakukan pengawasan, evaluasi, dan pembelajaran bersama.
Menurut Koordinator Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Miming Saepudin, secara umum, awal musim kemarau di Kalimantan Timur, terutama di sekitar wilayah IKN, akan berada pada akhir Juni atau awal Juli 2023. Curah hujan juga diperkirakan lebih sedikit, sehingga diperkirakan musim kemarau tahun ini akan lebih kering, dengan puncaknya pada bulan Agustus-September.
“Ini tentunya harus menjadi kewaspadaan bersama. Ketika kita akan memasuki awal musim kemarau, kemudian menjelang periode puncaknya di Agustus-September, kita sudah melakukan koordinasi yang cukup intens, ini yang kita perlukan,” kata Miming.
Menanggapi hal ini, Direktur Pemanfaatan Pengembangan Kehutanan dan Sumber Daya Air Otorita IKN, Pungky Widiaryanto mengungkap bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan BMKG untuk menyusun sistem peringatan dini kebakaran hutan dan lahan di wilayah IKN.
“Kolaborasi ini akan berjalan terus dan ini menjadi awal untuk kolaborasi ke depannya, baik pengendalian kebakaran hutan dan lahan maupun pengelolaan hutan IKN secara holistik,” ujar Pungky.
[nadira]