lifestyle

Halalbihalal Tradisi Khas Indonesia yang Berawal dari Kegiatan Politik

Penulis Ashila Syifaa
Apr 11, 2024
Kegiatan halalbihalal setelah salat Idulfitri. (Foto: ThePhrase.id/Syifaa)
Kegiatan halalbihalal setelah salat Idulfitri. (Foto: ThePhrase.id/Syifaa)

ThePhrase.id -Halalbihalal merupakan salah satu tradisi khas yang selalu hadir dan melekat pada perayaan Hari Raya Idulfitri di Indonesia. Kegiatan ini biasa dilakukan dengan bersilaturahmi ke rumah tetangga, saudara, dan kerabat untuk saling memaafkan dan bersalam-salaman. 

Uniknya lagi, meskipun kata halalbihalal berasal dari serapan bahasa Arab ternyata di Arab sendiri tidak ada tradisi ini. Kata tersebut dalam bahasa Arab  “Halla atau Halala” yang mempunyai banyak arti, salah satunya penyelesaian kesulitan. Lalu bagaiamana asal mula adanya tradisi halalbihalal di Indoneisa?

Terdapat sejumlah versi asal usul istilah tersebut, kata ini masuk dalam kamus Jawa-Belanda karya Dr. Th. Pigeaud 1938. Dalam kamus tersebut, halalbihalal diartikan sebagai salam (datang, pergi) untuk saling memaafkan di waktu Lebaran.

Ada juga yang mengatakan kata ini berasal dari pedagang martabak asal India di Taman Sriwedari Solo sekitar tahun 1935-1936. Pada saat itu, martabak termasuk makanan baru di Indonesia. Penjual asal India tersebut, mempromosikan dengan kata, ‘martabak Malabar, halal bin halal, halal bin halal’. Sejak saat itu kata tersebut populer di Solo. 

Kemudian, penggunaan kata halalbihalal sebagai istilah bermaaf-maafan pada perayaan Idulfitri ini kemudian semakin berkembang menjadi tradisi yang melekat di Indonesia. 

Berawal pada tahun 1948, K.H. Abdul Wahab Hasbullah, pendiri Nahdatul Ulama, memperkenalkan konsep halalbihalal kepada Bung Karno sebagai upaya untuk mempererat hubungan antar-pemimpin politik yang pada saat itu masih terkendala oleh konflik.

Mengikuti saran dari K.H. Wahab, Bung Karno mengundang semua tokoh politik untuk berkumpul di Istana Negara pada Hari Raya Idulfitri tahun 1948, yang diberi nama ‘Halalbihalal.’ Para tokoh politik pun berkumpul bersama di satu meja.

Sejak saat itu, berbagai lembaga pemerintah di era pemerintahan Bung Karno mengadakan acara Halalbihalal secara rutin. Tradisi Halalbihalal kemudian menjadi populer di kalangan masyarakat Indonesia, terutama di Jawa yang diikuti oleh masyarakat Muslim yang mengikuti ajaran para ulama. 

Sebenarnya, tradisi yang serupa dengan Halalbihalal diyakini telah ada sejak zaman Mangkunegara I  atau Pangeran Sambernyawa. 

Pada masa itu, setelah salat Idulfitri, Pangeran Sambernyawa mengadakan pertemuan antara raja dengan para punggawa dan prajurit secara bersamaan di balai istana untuk menghemat waktu, tenaga, pikiran, dan biaya.

Dalam pertemuan tersebut, tradisi sungkem atau meminta maaf secara bersamaan dilakukan. Semua punggawa dan prajurit dengan tata tertib melakukan sungkem kepada raja dan permaisuri. Tindakan yang dilakukan oleh Pangeran Sambernyawa kemudian diadopsi oleh organisasi-organisasi Islam dengan istilah Halalbihalal. [Syifaa]

 

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic