ThePhrase.id – Tanggal 24 Maret diperingati warga dunia sebagai Hari Tuberkulosis Sedunia. Peringatan ini dibuat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat global akan salah satu penyakit mematikan di dunia ini.
Di Indonesia sendiri, Tuberkulosis atau TB tetap menjadi salah satu persoalan kesehatan yang kompleks dan menimbulkan masalah baik secara medis, ekonomi, sosial dan budaya. Bahkan berdasarkan WHO Global TB Report, Indonesia menduduki posisi kedua Tuberkulosis di dunia.
Tuberkulosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis pada paru-paru. Bakteri tuberkulosis ini menyerang paru-paru dan menyebabkan gangguan pernapasan seperti batuk kronis hingga sesak napas.
Bakteri Tuberkulosis (Foto: canva)
Selain itu, penderita TB juga memiliki ciri lain yaitu berkeringat pada malam hari dan demam. Pengobatan penyakit ini membutuhkan waktu lama dengan aturan minum obat yang ketat. Selain itu, apabila tidak ditangani dengan baik, TB dapat menginfeksi bagian organ tubuh lain seperti ginjal, tulang, sendi, kelendar getah bening dan organ lain.
TB rentan terjadi di negara berkembang dan umumnya menyerang orang dengan sistem imun yang buruk dan kekurangan nutrisi. Di tahun 2018, dari 10 juta orang yang ter jangkit TB, 1,5 juta diantaranya kehilangan nyawa akibat penyakit mematikan ini.
Melakukan pencegahan, Indonesia telah mewajibkan bayi dengan usia di bawah dua bulan untuk mendapatkan vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guerin). Bagi orang dewasa yang belum pernah mendapat vaksin BCG ini juga dianjurkan melakukan vaksin terutama jika terdapat anggota keluarga yang menderita TB.
Tuberkulosis mudah menular (Foto: canva)
Dalam konteks dunia, Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan RI telah bergabung sebagai Co-Chair dalam pertemuan dunia “Renewed TB Response in The WHO South-East Asia Region”. Pertemuan ini mengggandeng menteri-menteri kesehatan Indonesia, India dan Nepal untuk mengatasi keperluan mendesak penghentian Tuberkulosis pada tahun 2030.
Dalam pertemuan ini, Indonesia menyampaikan enam langkah strategis menghentikan penularan tuberkolosis, yaitu:
Memperkuat komitmen dan kepemimpinan pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota;
Meningkatkan akses ke layanan TB yang berkualitas dan berpusat pada pasien;
Mengintensifkan upaya kesehatan untuk pencegahan dan pengendalian TB;
Memperluas penelitian, pengembangan, dan inovasi;
Meningkatkan kontribusi dari masyarakat, pemangku kepentingan (swasta, LSM lokal dan internasional, perguruan tinggi, organisasi profesi dan kementerian), serta mitra multisektor lainnya dalam pengendalian dan penanggulangan TB
Memperkuat manajemen program TB.
Pencegahan Tuberkulosis
Hari Tuberkulosis Sedunia (Foto: canva)
Selain dengan 6 langkah strategis tersebut, Indonesia juga menyelenggarakan kampanye TOSS TBC atau Temukan TBC Obati Sampai Sembuh. Dalam kampanye ini pemerintah mengajak masyarakat untuk menemukan gejala TB di masyarakat agar TB dapat diobati dengan tepat dan dipantau pengobatannya hingga sembuh.
Kampanye ini juga membagikan cara bagaimana mencegah penularan TB terhadap keluarga atau orang terdekat yaitu:
Tutupi mulut saat bersin, batuk, dan tertawa
Apabila menggunakan tisu untuk menutup mulut, buanglah segera setelah digunakan.
Tidak membuang dahak atau meludah sembarangan.
Pastikan rumah memiliki sirkulasi udara yang baik, misalnya dengan sering membuka pintu dan jendela agar udara segar serta sinar matahari dapat masuk.
Jangan tidur sekamar dengan orang lain, sampai dokter menyatakan TBC yang Anda derita tidak lagi menular.