ThePhrase.id - Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) memperbarui survei mingguan terbaru mengenai pilihan masyarakat kritis terhadap calon presiden yang sudah dikerucutkan pada tiga nama, yaitu Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan pada Minggu (28/5) Hasil survei pemilhan presiden tertutup 3 nama oleh SMRC. (Foto: Tangkapan layar YouTube/SMRC TV) Survei yang dilakukan pada 23-25 Mei 2023 menghasilkan temuan elektablitas Ganjar dan Prabowo beda tipis. “Jika pemilihan presiden diadakan ketika survei terakhir dilakukan pada 23 sampai 24 Mei 2023, dan yang bersaing hanya 3 nama, maka Ganjar Pranowo mendapat dukungan 35,9 persen,” ucap Deni Irvani, Direktur Riset SMRC di Jakarta, Minggu (28/5). Diikuti Prabowo Subianto dengan 32,8%, dan Anies Baswedan dengan 20,1%, serta sebanyak 11,3% yang jawab tidak tahu. Meskipun demikian, Deni menjelaskan bahwa antara Ganjar dengan Prabowo tidak bisa disimpulkan secara meyakinkan mengenai siapa yang unggul, karena selisih angkanya yang hanya sekitar 3%, tidak siginifikan secara statistik. “Walaupun Ganjar angkanya sedikit di atas begitu, tapi tidak punya bukti yang sangat kuat untuk mengatakan Ganjar unggu dari Prabowo,” jelas Deni. Sedangkan Anies Baswedan dapat disimpulkan berada di bawah Ganjar dan Prabowo karena Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut berada di posisi ketiga dengan selisih angka lebih dari 10%.
Pengaruh Kedekatan Hubungan dengan Jokowi
Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo saat dampingi aktivitas kunjungan kerja Presiden Joko Widodo di Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (9/3/23). (Foto: Instagram/prabowo) Menurut Deni, berdasarkan temuan hasil survei, tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengalami peningkatan. Karena itu, kedekatan hubungan dengan Jokowi memberikan pengaruh positif yang cukup besar. Seperti pada suara yang diperoleh Ganjar dan Prabowo yang tempati posisi dua teratas karena kedekatan yang diperlihatkan ke publik dengan orang nomor 1 di Indonesia tersebut. Sedangkan Anies Baswedan yang kehadirannya memunculkan narasi sebagai antitesa Jokowi, yang artinya berlawanan, tidak mendapatkan dukungan dari masyarakat yang pro dengan Presiden RI itu. Anies Baswedan saat sampaikan pidato kebangsaan di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (21/5/23). (Foto: Instagram/aniesbaswedan) “Jadi, pada masa-masa ini sedang ada pergerakkan naik pada approval rating Pak Jokowi. Sedang mengalami kenaikkan, kemudian ketika muncul narasi seperti perubahan, antitesis Jokowi, maka narasi itu menjadi tidak populer ketika masyarakat itu semakin puas terhadap Pak Jokowi,” tukas Deni. “Kita catat, dari Desember 2022 ke Mei 2023, itu kenaikkan tingkat kepuasan pada Jokowi sekitar 8 hingga 9 persen. Nah pada saat yang sama, Anies, itu dari itu dari 29 ke 20 persen turunnya, jadi hampir sama kira-kira ya,” imbuhnya. (Rangga)