
ThePhrase.id – Helen Julian merupakan salah satu perempuan inspiratif di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM) yang kiprahnya diakui secara global. Dosen Program Studi Teknologi Pangan, Institut Teknologi Bandung (ITB) ini berhasil meraih 2025 L’Oréal–UNESCO For Women in Science Award, sebuah penghargaan bergengsi yang diberikan kepada ilmuwan perempuan dunia atas kontribusinya dalam pengembangan sains dan inovasi.
Pencapaian ini menempatkannya sebagai sosok yang tak hanya berprestasi, tetapi juga menjadi simbol pemberdayaan perempuan dalam dunia riset yang hingga kini masih didominasi laki-laki.
Ketertarikannya pada dunia riset mulai tumbuh sejak menempuh pendidikan sarjana di Institut Teknologi Bandung (ITB). Pada 2010, Helen menyelesaikan studi S1 di ITB dan memilih topik teknologi membran untuk tugas akhirnya.
Dari pengalaman inilah ia menemukan kecintaannya pada riset yang mampu membuatnya menemukan jawaban atas berbagai rasa penasarannya di dunia sains lewat pendekatan ilmiah, ia kemudian menekuni dunia riset ini secara serius.
Hal ini kemudian membawanya melanjutkan pendidikan magister di ITB serta memperkaya studinya di jenjang doktoral di The University of New South Wales (UNSW), Australia. Selama pendidikan magister dan doktoral ini, Helen tetap mempelajari teknologi membran sebagai fokus akademik dan risetnya.
Setelah meraih gelar doktor, Helen Julian kembali ke ITB dan berkiprah sebagai dosen di Fakultas Teknologi Industri pada program studi Teknologi Pangan. Kini, fokus penelitiannya pun mengerucut ke dua arah utama, yakni pengolahan air limbah menggunakan teknologi membran serta pengolahan bahan pangan dengan pendekatan serupa.
Selain teknologi membran, Helen juga melakukan penelitian kolaboratif berskala besar bersama peneliti dari BRIN yang berfokus pada pengolahan limbah kelapa sawit di tahun 2022. Penelitian ini berangkat dari Indonesia yang merupakan negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia. Dengan limbah industri sawit yang melimpah, Helen melihat hal ini sebagai tantangan dan peluang agar limbah tersebut dapat dimanfaatkan menjadi sumber daya bernilai tinggi.
Riset yang berlangsung hingga 2025 ini memadukan teknologi membran dan mikroalga untuk mengolah air limbah sekaligus menghasilkan biomassa mikroalga bernilai ekonomi. Meski menjanjikan, riset ini masih mengalami beberapa tantangan, salah satunya adalah kolaborasi tim yang baik agar limbah terolah dengan baik dan mikroalga dapat dipanen dalam jumlah optimal.
Terjun ke dunia yang didominasi oleh laki-laki, Helen Julia berpesan bagi perempuan yang ingin berkarier di bidang STEM.
“Ada beberapa bias gender dimana perempuan dianggap punya kemampuan di bawah laki-laki. Tapi sebenarnya tidak ada perbedaan kemampuan itu. Saran saya: terus berjuang, terus berusaha, dan enjoy dengan apa yang dilakukan. Jangan pedulikan stereotip, karena perempuan punya kemampuan yang luar biasa,” ujar Helen Julia melansir laman ITB.
Sepanjang kiprahnya di dunia riset, Helen telah melahirkan sejumlah proyek dan publikasi ilmiah yang berfokus pada teknologi membran, pengolahan limbah, hingga pengolahan pangan berkelanjutan. [fa]