trending

Ilmuwan Temukan Mikroplastik di Salju Antartika

Penulis Nadira Sekar
Jun 16, 2022
Ilmuwan Temukan Mikroplastik di Salju Antartika
ThePhrase.id - Sekelompok peneliti dari University of Canterbury di Selandia Baru telah menemukan mikroplastik di salju yang baru turun di Antartika untuk pertama kalinya. Penemuan mikroplastik di bagian dunia yang tidak banyak tersentuh manusia telah menunjukkan seberapa parah polusi plastik.

Foto: Ilustrasi Antartika (pexels.com photo by ArtHouse Studio)


Perlu diketahui, mikroplastik atau plastik kecil yang berukuran lebih kecil daripada butiran beras sebelumnya ditemukan di lapisan es dan laut Antartika, namun ini pertama kalinya ditemukan di salju. Mikroplastik sendiri dapat mempercepat pencairan salju dan es dan menimbulkan ancaman bagi ekosistem Antartika.

Sebagian besar partikel yang ditemukan merupakan plastik dengan jenis polyethylene terephthalate atau biasa disebut dengan PET yang dapat ditemukan di pakaian dan botol plastik sekali pakai. Penelitian tersebut menemukan 29 partikel per liter dari salju yang telah meleleh, lebih tinggi daripada laporan sebelumnya di laut Ross dan es Antartika.

Alex Aves, mahasiswa Ph.D University of Canterbury mengatakan dirinya sangat optimis tidak akan menemukan mikroplastik di tempat yang terpencil dan jarang disentuh oleh manusia saat ia pertama kali datang ke Antartika pada 2009. Namun, setelah penemuan ini, pihaknya tidak terkejut.

Hal ini disebabkan oleh penelitian yang telah diterbitkan dalam beberapa tahun terakhir yang menemukan bahwa komponen mikroplastik di udara selalu ada pada penelitian.

Pemodelan atmosfer menunjukkan bahwa plastik tersebut mungkin telah berpindah ribuan kilometer di udara, namun mikroplastik juga kemungkinan besar hadir karena  kehadiran manusia di Antartika yang telah membentuk 'jejak' mikroplastik.

“Ada foto yang kami temukan dari beberapa bendera penanda yang digunakan untuk mencari jalan di sekitar pangkalan--warna-warna itu cocok dengan mikroplastik berwarna paling umum yang kami temukan di lingkungan,” ujar Laura Revell sebagai penanggung jawab penelitian University of Canterbury.

Penelitian Revell sebelumnya telah menunjukkan bahwa mikroplastik di atmosfer dapat menjebak radiasi yang dipancarkan oleh Bumi dan berkontribusi pada perubahan iklim. Mikroplastik gelap di permukaan es dapat menyerap sinar matahari dan menyebabkan pemanasan lokal.

Gletser yang mencair dengan cepat di pegunungan di berbagai belahan dunia semakin berbahaya, menyebabkan tanah longsor dan longsoran salju serta menyebabkan danau glasial meluap.

Penipisan dan mundurnya gletser yang cepat juga menimbulkan ancaman bagi persediaan air dan pertanian di daerah pegunungan di seluruh dunia. Plastik juga bisa menjadi racun bagi kehidupan hewan dan tumbuhan.

“Kami masih belajar banyak tentang dampaknya, tetapi dari apa yang kami ketahui sejauh ini, itu tidak terlalu baik,” tambahnya. [nadira]

Tags Terkait

-

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic