
Thephrase.id - Jude Bellingham menjadi salah satu figur paling mencolok dalam generasi pemain muda Inggris sejak meninggalkan Birmingham City pada 2020. Perjalanan kariernya yang melaju cepat membawanya ke Borussia Dortmund dan kemudian Real Madrid pada usia yang masih sangat muda.
Transformasi Bellingham menjadi pemain kelas dunia terjadi hanya dalam beberapa tahun. Peran dan statusnya di Madrid membuat namanya melejit sebagai simbol bintang masa depan.
Per BBC, mantan striker Inggris, Ian Wright, melihat perjalanan Bellingham bukan hanya sebagai kisah bakat besar. Ia menilai ada konteks lebih luas yang berkaitan dengan identitas sang gelandang muda.
"Saya khawatir pada Jude karena dia adalah seseorang yang tidak bisa mereka kendalikan. Dia menunjukkan kepada orang-orang bahwa dia ada di sini, dia kulit hitam, dia bangga, dan dia siap melangkah," tegas Wright dilansir dari Youtube The Overlap.
Bellingham meninggalkan Inggris saat berusia 17 tahun demi jam terbang yang lebih besar di Bundesliga. Keputusan itu mempercepat perkembangan teknis dan mentalnya sebagai pemain muda.
Setelah pindah ke Real Madrid, Bellingham langsung mencatat musim debut yang mengesankan. Ia mencetak lebih dari 20 gol, memberikan belasan assist, dan menutup musim dengan gelar La Liga dan Liga Champions.
Di Euro 2024, gol saltonya ke gawang Timnas Slovakia menjadi salah satu momen paling memorable. Aksi itu memperkuat statusnya sebagai pemain yang bisa menentukan pertandingan besar.
Mantap bek Timnas Inggris, Gary Neville, mengaitkan perjalanan Bellingham dengan pengalaman Raheem Sterling. Ia menyebut Sterling pernah merasakan perlakuan yang tidak sepenuhnya berkaitan dengan sepak bola ketika tampil di turnamen besar.
Pada 2018, Sterling juga mengkritik bagaimana atlet kulit hitam digambarkan dalam pemberitaan nasional. Ia menilai pola semacam itu bisa membentuk persepsi publik yang tidak adil.

Wright kemudian menjelaskan bahwa kapasitas Bellingham sebagai pemain dengan pengaruh besar membuatnya menjadi figur yang memicu rasa terancam bagi sebagian orang. Kombinasi kemampuan, kepercayaan diri, dan latar belakangnya dianggap menimbulkan reaksi berlapis.
"Saya rasa mereka belum siap menerima superstar kulit hitam yang bergerak seperti Jude. Mereka tidak bisa menyentuhnya. Dia turun ke lapangan, tampil, dan melakukan apa yang harus dilakukan," tuturnya.
"Itu terlalu 'menantang' bagi sebagian orang. Mereka semua menyukai N’Golo Kante. Tapi jika Anda punya Pogba atau Bellingham, dengan energi seperti itu, banyak orang tidak nyaman," lanjutnya.
Pelatih Timnas Inggris, Thomas Tuchel, menegaskan bahwa setiap pemain dalam skuad harus mengikuti standar tim. Ia menilai sikap profesional diperlukan dalam situasi apa pun, termasuk saat pergantian pemain.
"Tapi dia harus menerimanya," katanya.
Insiden rasial terhadap pemain kulit hitam Inggris juga pernah terjadi pada Euro 2021. Bukayo Saka, Marcus Rashford, dan Jadon Sancho menjadi korban pelecehan di media sosial setelah kekalahan di final.
"Jika Anda vokal, kulit hitam, tampil pada level tinggi, dan tidak peduli, itu membuat sebagian orang ketakutan," tandasnya.